Banyak orang yang salah dalam mengartikan makna stres dan depresi. Ada sebagian orang menganggap stres dan depresi itu sama, padahal itu tidaklah benar. Walaupun hampir mirip, stres dan depresi memiliki gejala yang berbeda. Dilihat dari maknanya, stres dan depresi memiliki arti yang berbeda. Stres sendiri suatu kondisi yang wajar terjadi untuk semua orang. Stres biasanya muncul jika kamu sedang mengalami ancaman, tekanan, atau suatu perubahan.
Selain itu, stres juga dapat muncul karna situasi dan pikiran. Hal itulah yang bisa membuat seseorang menjadi merasa putus asa, gugup, marah, atau bersemangat. Seringkali stres dipicu oleh tekanan batin, contohnya seperti masalah dalam keluarga, hubungan sosial, patah hati, cinta yang bertepuk sebelah tangan, atau masalah keuangan.Sedangkan depresi adalah suatu kondisi dimana ini sudah masuk dalam ganguan kesehatan mental, yang biasanya ditandai dengan suasana hati yang sedih terus-menerus, tertekan, serta kehilangan minat dalam beraktivitas. Sehingga kalau di biarkan kualitas hidup anda menjadi menurun.
Stres yang berlanjut terus-menerus dan tidak di obati dapat berubah menjadi depresi. Hal itu akan menjadi berbahaya untuk kamu sendiri dan keluarga. Kalau sudah depresi harus diobati, kalau tidak maka akan menjadi lebih buruk lagi.
Lalu apa sih gejala-gejalanya? Baik stres maupun depresi sebenernya gejalanya hampir sama. Karna depresi bisa muncul karna adanya stres. Walaupun hampir sama, ada sedikit perbedaan antara gejala depresi dengan stres. Berikut perbedaan gejala antara stres dengan depresi :
Gejala Stress
- Gangguan pola tidur atau insomnia.
- Gangguan daya ingat.
- Sulit berkonsentrasi.
- Terjadi perubahan pola makan.
- Mudah marah dan tersinggung.
- Gangguan pencernaan.
- Sering merasa gelisah.
- Sakit kepala atau migraine.
- Merasa kewalahan dengan pekerjaan.
- Merasa takut tidak bisa menyelesaikan tugas-tugas dengan baik.
- Hilang gairah seksual.
Gejala Depresi
- Selalu merasa bersalah.
- Merasa putus asa, rendah diri, serta tidak berharga atau tidak berguna.
- Selalu merasa cemas serta khawatir yang berlebihan.
- Suasana hati buruk serta sedih berkelanjutan atau sedih terus-menerus.
- Biasanya mudah marah serta sensitif.
- Mudah menangis.
- Sulit berkonsentrasi, berpikir, serta mengambil keputusan.
- Tidak tertarik dan tidak memiliki motivasi terhadap segala suatu hal.
- Timbul pikiran di dalam otak untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
- Selalu merasa kelelahan serta kehilangan tenaga.
- Perubahan siklus menstruasi untuk wanita.
- Gangguan masalah pencernaan.
- Gerakan tubuh dan bicara menjadi lebih lambat dari biasanya.
- Hilangnya gairah seksual.
- Terjadi gangguan tidur.
- Perubahan berat badan dan selera makan.
Cara Mengobati Depresi
Stres yang berkepanjangan bisa berubah menjadi depresi, tapi apakah kalau sudah terlanjur menjadi depresi dan berpikiran untuk bunuh diri tidak bisa di obati? Jawabannya bisa. Kalau kamu pergi kedokter, depresi bisa di obati dengan terapi dan pengobatan khusus. Berikut cara mengobati depresi :
- Psikoterapi
- Cognitive behavior therapy (CBT)
- Problem-solving therapy (PST)
- Interpersonal therapy (IPT)
- Terapi psikodinamis
- Obat antidepresan (harus dengan resep Dokter)
- electroconvulsive therapy (ECT)
Jadi bisa disimpulkan ya, stres dan depresi adalah sebuah fase. Dimana depresi itu bisa muncul karna adanya stres. Otomatis penyebab depresi ya stres itu sendiri. Sebenarnya stres adalah hal yang wajar, tapi kalau stresnya tidak diatasi maka efek buruknya bisa menjadi depresi.Reference :
- Fadli. Rizal. 2021. “Depresi”. Diakses dari https;//www,halodoc,com/kesehatan/depresi. Pada 30 Mei 2021.
- Anindyaputri. Irene. 2020. “Apa Bedanya Stres dan Depresi? Kenali Gejalanya”. Diakses dari https;//hellosehat,com/mental/gangguan-mood/kenali-perbedaan-stres-dan-depresi-sebelum-terlambat/. Pada 30 Mei 2021.