Kutu kebul adalah spesies-spesies Hemiptera yang biasanya menyantap bagian bawah daun tumbuhan. Mereka meliputi keluarga Aleyrodidae, satu-satunya keluarga dalam super-keluarga Aleyrodoidea. Lebih dari 1550 spesies telah dideskripsikan.
Ukurannya kecil dan berwarna putih. Biasanya menyerang tanaman apa saja seperti tanaman palawija, cabai,sayuran dan buah-buahan, biasanya hama ini berdiam dibalik daun secara berkelompok.Hama kutu kebul memiliki efek ganda ketikan merusak tanaman. Selain merusak tanaman secara langsung, kutu kebul juga dapat memberikan kerusakan secara tidak langsung bagi tanaman.
Kerusakan secara langsung dapat menimbulkan gejala keriting daun, klorosis (menguning), belang (mozaik), serta jika serangan sudah parah dapat menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan tidak produktif. Untuk kerusakan tidak langsung di tanaman yang disebabkan oleh kutu kebul adalah kutu kebul dapat berperan sebagai vektor penyebar virus penyakit kuning (gemini virus). Virus gemini ini ditularkan secara persisten yang artinya sekali kutu kebul makan tanaman yang mengandung virus kuning, maka selama hidupnya dapat menularkan virus kuning.
Tanaman yang menjadi inang kutu kebul di antaranya tomat, cabai, kentang, mentimun, semangka, melon, terung, kubis, buncis, selada, gergera, ubi jalar, singkong, kedelai, tembakau, dan lada.
Tanaman yang sudah terserang kutu kebul akan memiliki gejala berupa bercak nekrotik pada daun karena rusaknya sel-sel dan jaringan daun. Hama ini juga mengeluarkan embun madu yang menjadi media yang baik untuk tempat tumbuh embun jelaga berwarna hitam. Apabila hama kutu kebul membawa begomovirus, akan muncul juga penyakit keriting kuning. Penyakit ini dapat menurunkan hasil 20–100%.
Ada tiga bentuk kerusakan yang disebabkan oleh kutu kebul, yakni kerusakan langsung, tidak langsung, dan kerusakan karena kutu menjadi vektor virus tanaman. Kerusakan langsung disebabkan oleh bekas tusukan stilet kutu. Bekas tusukan tersebut dapat membuat tanaman menjadi lemah dan layu sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman menurun.
Kerusakan tidak langsung disebabkan oleh embun madu yang dihasilkan oleh kutu. Embun tersebut merupakan substrat yang bagus bagi cendawan embun jelaga pada daun dan buah. Embun yang menempel pada daun dan buah dapat menurunkan efisiensi fotosintesis dan mutu buah.
Sementara itu, kerusakan karena kemampuannya sebagai vektor virus adalah bagian yang harus diwaspadai juga. Pasalnya, meskipun populasi kutu kecil, kemampuannya sebagai vektor virus dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman.
Serangan kutu kebul bisa dikendalikan dengan melakukan pergiliran tanaman yang bukan tanaman inang kutu kebul. Selain itu, gulma-gulma yang tumbuh di sekitar tanaman tomat juga perlu dikendalikan. Gulma yang berbahaya di antaranya babadotan, puteri malu, kacang tanah hias, dan ciplukan. Gulma tersebut berbahaya karena menajdi inang begomovirus.
Tanam tanaman tagetes di sekitar pertanaman untuk mengurangi serangan kutu. Selanjutnya, sisa tanaman yang sudah terserang dikumpulkan dan dibakar. Serangan kutu juga bisa diminimalisir dengan memasang perangkap berwarna kuning sebanyak 1 buah tiap 100 m2.