𝗠𝘂𝗵𝗮𝗺𝗺𝗮𝗱 𝗔𝗹-𝗙𝗮𝘁𝗶𝗵 “𝗦𝗮𝗻𝗴 𝗣𝗲𝗻𝗮𝗸𝗹𝘂𝗸”

Mehmed II atau lebih di kenal Muhammad Al-Fatih, Merupakan penguasa Utsmani ketujuh yang berkuasa pada 1444-1446 dan 1451-1481 Dikenal luas oleh dunia setelah berhasil menaklukan konstantinopel dan sekaligus meruntuhkan Romawi timur (Bzyantium) pada tahun 1453.

𝗣𝗲𝗻𝗮𝗸𝗹𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗼𝗻𝘀𝘁𝗮𝘁𝗶𝗻𝗼𝗽𝗲𝗹

Setelah berbagai persiapan dan pengintaian yang panjang, pasukan Utsmani di bawah Al-Fatih menyatakan perang kepada konstantinopel pada 2 april 1953. Dengan kekuatan 150 ribu pasukan, termasuk 12 ribu pasukan elit terlatih (Janisari) dengan mengerahkan 140 kapal perang dan 320 perahu angkut.

Serangan dimulai pada 6 April 1453. Dilancarkan melalui jalur Darat, Laut, dan Bawah tanah.
Serangan darat dilancarkan oleh meriam raksasa Basilika. Meriam ini diciptakan oleh Al-Fatih dengan bantuan seorang insinyur Hungaria bernama Orban. Meriam yang mampu menembak peluru seberat antara 800 pon hingga 1.200 pon, itu ternyata berhasil merobek benteng yang selama ini amat kebal terhadap berbagai serangan.

Tak hanya serangan darat, Al-Fatih juga mengerahkan serangan bawah tanah. Para penambang Serbia yang ditugaskan Al-Fatih untuk melaksanakan misi itu.

“Tujuan menggali terowongan untuk meruntuhkan pondasi tembok dan menaranya dengan cara merubuhkan strukturnya,”

Namun pihak bertahan sudah siap dengan kemungkinan itu, maka mereka ikut menggali terowongan mereka sendiri untuk menemukan terowongan milik pasukan Usmani dan bertempur melawan mereka. Pasukan Usmani kalah dan terowongan mereka dihancurkan.

Upaya penaklukkan ibu kota Byzantium ini tidak mudah. Sebab setelah dua pekan serangan dilancarkan, kota itu masih mampu bertahan. Salah satu faktor kegagalan itu karena keterbatasan serangan yang dilancarkan dari darat.

Karena itulah, pada 21 April hingga 22 April, Al-Fatih mengerahkan kapal perangnya agar diseret melalui Bukit Galata menuju ke Tanduk Emas (Golden Horn) untuk menhindari rantai-rantai bawah laut milik byzantium. Sehingga, serangan yang dilakukan dari laut lebih efektif. Dengan bantuan kayu bulat yang dilumasi menggunakan lemak sapi, satu landasan diwujudkan guna memudahkan kapal itu diseret menaiki bukit. Dalam waktu satu malam 70 kapal berhasil melintasi bukit dan memasuki wilayah selat Tanduk Emas.

Strategi ini rupanya mampu memecahkan pertahanan musuh. Namun, penaklukan belum sepenuhnya berhasil.

Strategi demi strategi dilakukan. Al-Fatih kemudian memutuskan untuk melakukan serangan utama dan memerintahkan pasukannya beristirahat dan berpuasa sebelum serangan dilakukan.

Al-Fatih tidak hentinya memberikan semangat pada bala tentaranya. Hingga pada Rabu pagi pada 29 Mei 1453, serangan dimulai dari pengerahan tentara yang kurang mahir hingga tentara yang lebih terlatih. Pasukan pemanah dan tentara janisari yang lebih terlatih juga dikerahkan.

Serangan secara terencana ini akhirnya membuahkan hasil dan membawa jatuhnya Konstantinopel ke tangan kekhalifahan turki, Al-Fatih beserta rombongan nya memasuki konstantinopel melalui gerbang “Gate of charisius”.

Fyi ;
• Basilica canon (The First Supergun)
Dengan spesifikasi ;

• kaliber. : 0,7 meter
• berat. : 18,2 ton
• panjang. : 5,2 – 7,3 meter
• jarak. : 1,6 Km
• berat peluru. : 270 – 680 Kg

Source ;

Ensiklopedia Bebas
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kejatuhan_Konstantinopel
https://youtu.be/nDjbOvszTW4
https://www.ancient.eu/article/1180/1453-the-fall-of-constantinople/
https://m.merdeka.com/trending/kisah-penaklukan-konstantinopel-oleh-mehmed-ii-kota-yang-kini-bernama-istanbul-kln.html