Bawang merah (Allium cepa L. var. aggregatum) adalah salah satu bumbu masak utama dunia yang berasal dari Iran, Pakistan, dan pegunungan-pegunungan di sebelah utaranya, tetapi kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia, baik sub-tropis maupun tropis. Wujudnya berupa umbi yang dapat dimakan mentah, untuk bumbu masak, acar, obat tradisional, kulit umbinya dapat dijadikan zat pewarna dan daunnya dapat pula digunakan untuk campuran sayur. Tanaman penghasilnya disebut dengan nama sama.
Bawang merah saat ini dianggap sebagai sebuah varietas dari spesies Allium cepa, spesies yang memuat sejumlah besar varietas bawang yang dikenal dengan nama kolektif bawang bombai.
Bawang merah bisa dibudidayakan dengan teknologi hidroponik. Hasil yang didapatkan pun menjanjikan. Sistem budidaya hidroponik lazimnya digunakan untuk sayuran daun seperti bayam dan kangkung. Namun, teknologi ini juga dapat diterapkan untuk bawang merah yang pada dasarnya sangat mudah mengalami busuk jika selalu terendam air. Charlie Tjendapati merakit kombinasi hidroponik sumbu (wick system) dan dutch bucket agar bisa digunakan untuk menanam bawang merah.
Sistem sumbu merupakan teknologi sederhana yang menggunakan sifat kapilaritas. Pada sistem ini, sumbu digunakan untuk menghubungkan antara larutan nutrisi di bak penampung dan media tanam.
Sementara itu, sistem dutch bucket memakai sistem sirkulasi air nutrisi dari tandon air ke masing-masing pot tanaman. Jadi, pada kombinasi sistem ini, nutrisi akan mengalir dari tandon ke setiap pot, lalu sumbu akan meneruskan nutrisi ke media tanam. Charlie menyebut sistem kombinasi ini dengan sumbu terotomatisasi.
Sistem ini rupanya juga hemat biaya produksi karena efektif dan efisien. Pemilik hanya perlu menyalakan pompa tiap sore selama 15 menit sehingga larutan nutrisi dalam sistem berotasi. Selain itu, lumut jadi lebih sulit untuk tumbuh. Satu paket pot dihitung sekitar Rp25.000, sedangkan larutan nutrisi hanya butuh 1 kg per bulan dan harga nutrisi rata-rata Rp50.000 per kg.
Pekebun dapat menggunakan bekas wadah es krim setinggi 24 cm dan lebar 20 cm sebagai pot. Selanjutnya, di atas pot tersebut diletakkan pot berukuran lebih kecil berdiameter 20 cm. Di pot itulah bawang merah ditanam. Media tanam yang digunakan adalah serbuk sabut kelapa atau cocodust. Setiap pot hanya bisa ditanam 1 umbi sebagai bibit.
Pot yang sudah berisi bibit diletakkan berjajar di sebuah greenhouse berukuran 5 m × 10 m. Di bagian bawah pot terdapat sumbu yang berfungsi mengalirkan nutrisi tanaman.
Setelah 70 hari penanaman, panen perdana sudah bisa dilakukan. Rata-rata satu pot bisa menghasilkan 570 gram bawang merah. Produktivitas tersebut tergolong tinggi.
Sebelumnya, Charlie menggunakan sistem sumbu, tetapi hasilnya hanya 300–400 gram per rumpun. Hasilnya lebih rendah dari sistem hidroponik kombinasi.