//Mengenal Tanaman Tabebuya: Bunga Sakura-nya Indonesia| Fungsinya untuk kebersihan udara dan bunganya indah dipandang mata

Mengenal Tanaman Tabebuya: Bunga Sakura-nya Indonesia| Fungsinya untuk kebersihan udara dan bunganya indah dipandang mata

Di kota besar seperti Surabaya dan Malang, tanaman tabebuya banyak ditanam di tepi jalan raya. Selain untuk menjaga kebersihan udara kota, tanaman tabebuya juga memiliki bunga yang indah yang enak dipandang mata. Bunga ini banyak dijululi sebagai “Sakura” nya Indonesia, karena jika dilihat dari kejauhan nampak seperti bunga sakura.

Umumnya, tanaman tabebuya mulai bermekaran ketika bulan September-Oktober atau menjelang datangnya musim hujan. Banyak warga sekitar yang tertarik dan mulai mencoba untuk menanamnya di pekarangan rumah.

Cara menanamnya pun bisa dibilang susah-gampang, tergantung minat dan keuletan bagi pembudidayanya. Penasaran dengan cara menanamnya? Berikut penjelasan singkat terkait tahapan yang perlu dilalui ketika akan menanam tanamn tabebuya.

Penyemaian benih

Benih bisa diperoleh dari toko penjual benih ataupun bisa dengan membenihkan sendiri. Untuk pembenihan sendiri, calon benih bisa diperoleh dari biji pohon yang telah tua atau yang telah kering dan jatuh dari pohonnya. Biji biasanya dibungkus kulit biji.

Biji yang masih terbungkus dengan kulit biji kemudian dikering-anginkan minimal satu minggu. Pengeringan biji ini bertujuan agar biji nantinya lebih mudah berkecambah ketika disemai.

Untuk proses penyemaiannya, perlu disiapkan media semai berupa campuran kompos dan pasir dengan perbandingan 1:1. Media semai diupayakan agar selalu lembab (air tidak sampai menggenang) dengan menyiraminya secara merata setiap hari.

Selanjutnya benih disemai dengan kedalaman 3 kalinya diameter biji dan diletakkan di tempat dengan sinar matahari cukup. Jika tanaman sudah keluar 3-4 daun maka nanti bisa dipindahkan ke polybag. Polybag sendiri berisi campuran kompos dan tanah dengan perbandingan 1:1. Bibit tabebuya dibiarkan tumbuh dalam polybag hingga setinggi 50-70 cm sebelum bisa dipindahtanamkan ke pekarangan.

Penanaman bibit

Sebelum bibit ditanam, disiapkan lubang tanam dengan ukuran panjang x lebar x tinggi 50 cm. Dasar lubang diisi dengan kompos atau bisa juga dengan tanah top soil hingga setengahnya. Lalu, bibit tabebuya dapat dipindahtanamkan beserta tanah dalam polybag. Selanjutnya, ditimbun dengan campuran kompos dan tanah hingga lubang tanam penuh. Sirami tanaman setiap hari.

Saat proses pindah tanam ini, dapat pula dilakukan pemangkasan bibit. Utamanya untuk cabang-cabang yang tidak diinginkan. Pemangkasan ini bertujuan untuk memperbaiki bentuk kanopi daun. Selain itu bertujuan juga untuk mengurangi penguapan tanaman yang baru ditanam.

Pemupukan

Pemupukan pada tanaman tabebuya tidak perlu dilakukan dengan tergesa-gesa. Tanaman dapat dibiarkan tumbuh secara alami dalam setahun, baru setelah itu bisa dipupuk dengan pupuk organik secara melingkar di sekitaran pohon, dengan acuan lingkaran pupuk selebar kanopi daun. Lingkaran dibuat dengan kedalaman 20 cm.

Pemangkasan

Pemangkasan sebaiknya dilakukan secara teratur, setiap tahun di akhir musim panas menjelang musim penghujan. Dengan begitu, diharapkan bentuk kanopi lebih teratur dan muncul cabang atau ranting-ranting muda yang masih segar. Selain itu, juga menjaga performa kanopi daun agar lebih sedap dipandang mata, sehingga ketika berbunga bisa teratur dan simetris.

Pengendalian hama penyakit

Hama yang menyerang tanaman tabebuya adalah kumbang (Bruchidae) yang menyerang benih, nematoda (Meloidogyne incognita) yang umum menyerang bibit, serta semut yang menyebabkan penggundulan dan deformasi bibit.

Sedangkan jenis penyakit yang menyerang adalah jamur Crinipellis sp. yang menyebabkan penebalan batang dan produksi tunas yang tidak teratur, jamur Prospodium sp. yang menyebabkan nekrotik tidak teratur di daun yang akhirnya daun menjadi kering dan gugur, serta masih banyak lagi jenis jamur lainnya.

Demikian adalah beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam membudidayakan tanaman tabebuya. Selamat mencoba.