Perubahan iklim telah menyebabkan temperatur udara, kelembaban udara relatif dan fotoperiodisitas berubah sehingga berpengaruh langsung terhadap siklus hidup, lama hidup serta kemampuan diapause serangga.
Perubahan iklim yang drastis ini ini kemudian merangsang perkembangan hama dan penyakit tanaman, seperti penggerek batang dan wereng coklat.

Berikut adalah beberapa pengaruh perubahan iklim terhadap perkembangan hama dan penyakit pada tanaman.
Bagi perkembangan hama tanaman
- Terganggunya keseimbangan antara populasi hama, musuh alami dan tanaman inangnya.
- Pengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap insect survival, perkembangan, daerah sebar dan dinamika populasi.
- Gangguan sinkronisasi antara tanaman inang dan perkembangan serangga hama terutama pada musim penghujan/dingin, peningkatan temperatur akan lebih mendukung perkembangan serangga hama dan daya hidup serangga hama pada musim dingin/penghujan.

- Temperatur yang meningkat dapat menyebabkan serangga hama yang semula hidup di belahan selatan bumi dapat melakukan invasi ke belahan utara bumi (contoh: kumbang pinus).
- Meningkatnya kadar CO2 udara dapat menurunkan kualitas pakan serangga pemakan tumbuhan, sebagai akibat dari meningkatnya kadar nitrogen pada daun sehingga berakibat pada melambatnya perkembangan serangga.
- Perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan fenologi dan kisaran inang serangga.
Bagi perkembangan penyakit tanaman
- Musim panas/kemarau yang lebih panas akan menguntungkan patogen termofilik.
- Akibat peningkatan temperatur, distribusi geografis serangga vektor penyakit tanaman menjadi meluas sehingga memperluas insidensi penyakit.
- Meningkatnya temperatur diketahui telah meningkatkan serangan Phytophthora cinnamomi, penyebab penyakit busuk akar dan pangkal batang pada tanaman berdaun lebar dan konifer.

- Kekeringan yang terjadi pada musim kemarau dapat meningkatkan serangan jamur penyebab penyakit yang sangat tergantung tekanan/stress yang dialami inangnya.
- Berkurangnya hari hujan diperkirakan dapat menurunkan serangan patogen yang menyerang daun.
- Peningkatan konsentrasi CO2 di udara mengakibatkan meningkatnya fekunditas (kemampuan untuk bereproduksi) patogen.
- Hasil penelitian menunjukkan setiap peningkatan suhu sebesar 1oC dapat mempercepat terjadinya penyakit hawar daun kentang (4-7 hari lebih cepat).
Dengan demikian perlu adanya upaya untuk mengantisipasi perubahan iklim tersebut, salah satunya adalah dengan melakukan pengamatan/pemantauan keadaan tanaman dan perkembangan OPT.

Pengamatan yang dilakukan secara rutin, dapat membantu menekan terjadinya serangan OPT, setidaknya dengan cara ini kita bisa mengetahui lebih awal populasi hama dan gejala penyakit tanaman. Selanjutnya, kita bisa menentukan langkah/upaya pengendalian yang tepat dan dilaksanakan secepatnya sebelum terlambat.
Selain itu, dapat pula dilakukan penerapan sistem budi daya tanaman yang sehat yang diintegrasikan dalam teknologi pengelolaan hama penyakit tanaman secara terpadu.