//Standarisasi Bibit Tanaman Hidroponik

Standarisasi Bibit Tanaman Hidroponik

MENGAPA PERLU STANDARISASI BIBIT ?

Sering kali kita temui, biji tanaman yang kita semai tidak semua tumbuh. Hasil semaian setelah kita pindah tanam pertumbuhanya nggak rata, bahkan tanaman penyakitan melulu.
Ada yang cepat besar, biasa-biasa, bahkan kuntet alias kerdil.
Padahal semua kebutuhan tumbuh tanaman sudah terpenuhi.

Namun bagi intensifikasi pertanian hal semacam ini jelas tidak menguntungkan karena perhitungan hasil meleset dari estimasi.
Harus ada sortir hasil menjadi beberapa kelas, misalnya: super, standar dan afkir, yang ujungnya mengarah kepada biaya produksi yang harus dikeluarkan.
Bagi hobby’s memang tidak masalah, namun bagi petani profesional jelas mengurangi keuntungan hasil panen.

Jangan kecewa apalagi panik.
Hal semacam ini sudah biasa dan alamiah.

Dalam hal bibit beberapa rekan membuat sendiri, menyortir calon bibit dengan ketat berdasarkan pengetahuan tentang standar membuat bibit.
Bagi awam dan pemula mesti ada edukasi karena tahunya memperoleh bibit tanaman tertentu seadanya, yang penting bisa menanam dan ada yang bisa ditanam.

Jangankan bibit yang membuat sendiri tanpa mengikuti kaidah pembuatannya, sedang bibit pabrikan atau institusi penghasil bibit saja tidak ada jaminan tumbuh 100%. Padahal mereka sudah mengikuti prosedur membuat bibit sesuai standar yang dikeluarkan oleh lembaga pengawas bibit tanaman pertanian/perkebunan melalui Sertifikasi Bibit.

Jadi kesimpulannya tidak ada jaminan 100% tumbuh.
Reputasi lembaga/perusahaan penyedia bibit diuji oleh pasar melalui kenyataan hasil di lapangan.

Lalu bagaimana cara kita memilih dan memperlakukan bibit?

1). Kalau membuat bibit sendiri, maka harus mengikuti cara-cara pembuatan bibit berdasarkan standar bibit yang baik. Misalnya pilih buah dan biji terbaik dari seleksi pohon terbaik.

2). Apabila kita membeli bibit pabrikan, maka pilihlah bibit yang sudah tersertifikasi, pilihlah merek dan perusahaan bibit yang sudah teruji keandalannya.

3). Perhatikan keamanan packingnya dan tanggal kedaluwarsa pada packingnya, makin lama tanggal akhirnya semakin baik. Jangan gunakan bibit kedaluwarsa apalagi dari perusahaan yang meragukan.

4). Simpan bibit maupun sisa bibit yang akan dipergunakan pada masa tanam berikutnya sesuai standar penyimpanan yang disarankan oleh pabrik/lembaga penyedia bibit.

5). Perlakukanlah bibit dengan baik dan kasih sayang seperti kita memperlakukan seorang bayi yang baru lahir karena di situ terletak harapan kita untuk masa datang.

Itu sekedar tips memilih bibit, apabila teman-teman mempunyai pengalaman tentang bibit, silahkan tulis komentar agar dapat mengedukasi teman lainnya.

Salam Hidroponik Pemula Indonesia.
Saya tumbuh, anda tumbuh, kita tumbuh subur semua berkat saling membantu dan berbagi ilmu.

Sumber. Grup Facebook Hidroponik Pemula Indonesia