Indonesia kaya akan keanekaragaman terumbu karang. Namun seiring dengan perkembangan dan kebutuhan makhluk hidup yang makin tinggi, kelangsungan hidup terumbu karang mulai terancam.
Banyak perilaku manusia yang mengganggu keseimbangan ekosistem terumbu karang seperti pembuangan limbah ke laut, menangkap ikan dengan cara mengebom, mengambil trumbu karang secara liar, dan sebagainya. Akibatnya banyak karang yang rusak dan mati.
Karang sendiri tergolong dalam ordo scleractinia, yaitu hewan invertebrata yang hidup melekat di dasar laut. Sedangkan terumbu karang adalah komunitas karang dan organisme lain yang hidupnya bergantung pada karang.
Salah satu usaha yang bisa dilakukan untuk melestarikan terumbu karang adalah dengan melakukan transplantasi. Transplantasi karang adalah suatu teknik perbanyakan koloni karang secara fragmentasi dengan memanfaatkan reproduksi aseksual.
Terdapat empat macam cara transplantasi yang umum dilakukan oleh para pembudidaya karang, berikut penjelasannya.
Transplan tidak diikatkan pada substrat
Pada lingkungan yang terlindungi, bagian karang dapat bertahan hidup tanpa harus diikat pada substrat tertentu. Hal ini juga berlaku pada karang karang yang tertransplantasi sendiri akibat badai atau serangan hewan vertebrata dan invertebrata di laut.
Transplan ditanam pada lubang terumbu
Pada lingkungan yang terlindungi, bagian karang dengan panjang kurang dari 10 cm ditempelkan pada lubang lubang terumbu. Lubang ini ada secara alami atau dibuat sendiri oleh manusia. Transplan bisa diikat hingga dapat melekat pada tempat pemulihan.
Transplan diikat pada substrat semen
Metode ini paling sering digunakan dalam transplantasi terumbu karang. Teknik ini membutuhkan bantuan manusia dan sangat menguras tenaga. Teknik ini perlu memperhatikan kondisi lingkungan dan faktor penghambat yang ada di lingkungan daerah pemulihan.
Transplan diikat dengan kabel
Metode ini menggunakan kabel untuk mengikatkan transplan pada struktur atau substrat buatan untuk dibiakkan. Setelah tumbuh, transplan lalu dipindahkan ke terumbu karang di lingkungan pemulihan.
Setelah kegiatan transplantasi selesai dilakukan, pembudidaya masih perlu melakukan pengawasan dan pemelihatan terhadap pertumbuhan terumbu karang tersebut. Tanpa adanya pengawasan dan pemeliharaan, maka pelestarian dan pemulihan terumbu karang tidak akan berhasil.
Dengan pengawasan, maka dapat diketahui perkembangan transplan karang. Beberapa hal yang bisa diketahui dari pengawasan ini adalah:
- Karang dapat bertahan hidup atau tidak
- Tingkat pertumbuhan dan kematian jaringan karang
- Kondisi pengikatan struktur atau substrat
- Kualitas karang
Dari hasil pengawasan, dapat dilakukan tindakan yang dirasa perlu untuk memelihara karang, antara lain:
- Penempelan kembali, tindakan ini dilakukan apabila bagian karang terlepas dari tempat penempelannya, baik karena arus atau aktivitas organisme lain.
- Pembuangan benda yang mengganggu, terkadang ada sampah plastik yang terbawa arus dan menempel pada karang transplan. Dampak sampah plastik sangat fatal pada karang. Cahaya matahari dan nutrisi lain akan terhalang oleh plastik ini.
- Menghilangkan predator, predator karang dapat berupa gastropoda atau beberapa jenis echinodermata. Ciri ciri echinodermata salah satunya memiliki tubuh bulat dan berduri.