Bulan ini dan beberapa bulan mendatang wilayah Indonesia diprediksi sudah memasuki musim penghujan. Hal ini setidaknya bisa menjadi peringatan dini bagi para petani yang sedang membudidayakan tanaman khususnya tanaman cabai.
Saat seperti itu biasanya akan terjadi ledakan penyakit tanaman terutama yang berkaitan dengan bakteri dan jamur. Penyakit yang umum menyerang tanaman cabai saat musim penghujan adalah antraknosa atau lebih familiar dengan sebutan patek.

Penyakit antraknosa disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici. Jamur ini menyerang dengan cara menginfeksi dinding sel tanaman. Penyakit antraknosa menyerang hampir di semua bagian tanaman mulai dari ranting, cabang, daun dan buah. Fase serangannya pun sudah dimulai sejak fase perkecambahan, fase vegetatif (pertumbuhan) hingga fase generatif (pembuahan). Pada fase generatif ini lah serangan penyakit lebih sering ditemukan dan menimbulkan kerugian yang cukup besar.
Pada fase perkecambahan serangan antraknosa menyebabkan tanaman gagal berkecambah, sedangkan pada saat fase generatif menyebabkan buah cabai baik yang masih hijau ataupun yang sudah siap dipanen menjadi busuk dan mengering.

Gejala yang terlihat adalah adanya tanda bercak melingkar cekung berwarna coklat pada buah yang terserang. Kemudian, pada perkembangannya bercak tersebut akan meluas dan menyebabkan buah membusuk, kering dan akhirnya jatuh.
Lalu bagaimana cara mencegah ataupun cara mengendalikan penyebaran penyakit ini?
Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain:
Pencegahan dengan cara memperkuat ketahanan tanaman dengan pemupukan yang tepat dan berimbang. Kecukupan akan unsur hara N,P dan K sangatlah diperlukan. Jika perlu, bisa ditambahkan pupuk dengan kandungan kalsium (pengocoran dolomit atau CaMg(CO3)2) untuk membuat dinding sel buah menjadi lebih kuat dan tebal sehingga susah ditembus oleh jamur.
Pencegahan lainnya adalah dengan melakukan sanitasi tanaman seperti membuang daun tua atau buah busuk, dikumpulkan dan dibakar atau dipendam dalam tanah. Selain itu, upaya pencegahan juga bisa dilakukan dengan mengaplikasikan pestisida organik secara rutin dan teratur.

Selanjutnya, jika tanaman sudah terlanjur terserang jamur dan cara sebelumnya belum berhasil dilakukan maka cara terakhir yang dapat digunakan adalah mengendalikannya dengan fungisida, baik itu dengan cara kerja kontak maupun sistemik.
- Contoh fungisida cara kerja kontak: mankozeb, propineb, klorotalonil, tembaga hidroksida
- Contoh fungisida cara kerja sistemik: benomil, dimetomorf, sipkonazol, difenokonazol, tebukonazol, azoksitrobin, karbendazim.
Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan fungisida tersebut adalah jangan mencampur fungisida yang memiliki cara kerja sama misal mankozeb + propineb karena malah justru boros biaya. Untuk hasil yang efektif, bisa dilakukan mixing antara fungisida kontak dan sistemik.

Selain menyerang pada tanaman cabai, penyakit antraknosa ini juga dapat menyerang tanaman tomat, paprika, semangka, buah naga, melon, timun, bawang merah, buncis, mangga, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Referensi:
hortikultura.pertanian.go.id
belajartani.com