Dari banyaknya jenis fungisida yang ada, fungisida dengan bahan aktif tembaga adalah jenis yang sering digunakan oleh petani.
Mengapa? Karena fungisida jenis ini memiliki cukup banyak manfaat untuk mengendalikan penyakit karena serangan jamur patogen seperti diantaranya embun bulu atau downy mildew, bercak ungu, bercak daun cercospora, antraknosa, serta hawar atau busuk daun.

Dalam penggolongan bahan aktif fungisida, Fungicide Resistance Action Committe (FRAC), tembaga masuk dalam golongan fungisida Inorganik dengan kode cara kerja M1 (Multisite Inhibitor).
Kelompok fungisida M1 adalah fungisida yang bekerja secara kontak pada banyak target (menghambat atau merusak beberapa proses metabolisme jamur). Kelompok fungisida ini umumnya berspektrum luas. Fungisida M1 memiliki resiko reistensi rendah, tidak ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9.
Bahan aktif tembaga pada fungisida juga memiliki beberapa jenis seperti Hidroksida, Oksida, Oksiklorida, dan Sulfat. Semua jenis tembaga tersebut bersifat alkali.
Sifat alkali tersebut berpotensi dapat mengubah struktur kimia formula berbasis minyak (EC, EW, E) dan formula larut air (AS, SL, SP, SC, WSC). Sedangkan untuk formula tidak larut air (suspensi) ada kemungkinan bereaksi dengan formula yang mengandung sulfur (thiol, thiokarbamat).

Oleh karena itu, sebaiknya fungisida bahan aktif tembaga diaplikasikan secara tunggal, tidak dicampur dengan pestisida lain dalam sekali aplikasi. Fungisida bahan aktif tembaga harus diaplikasikan sesuai dosis anjuran, kelebihan dosis sedikit saja bisa sangat beracun dan merusak sel tanaman. Efek dari kelebihan dosis fungisida tembaga adalah pertumbuhan tanaman terhambat dan tanaman tumbuh kerdil.
Dalam mengendalikan penyakit, secara umum fungisida bahan aktif tembaga akan bekerja dengan cara melepaskan Partikel ion tembaga (Cu2+) ke anggota tubuh tanaman, partikel tersebut kemudian akan melapisi permukaan daun, dan bertindak sebagai sumber ion yang terus melepaskan ion Cu2+.

Umumnya, fungisida bahan aktif tembaga hidroksida diformulasikan dalam bentuK WP dan WG dengan kandungan bahan aktif yang cukup tinggi antara 77-80%.
Sebagai fungisida multisite inhibitor, fungisida bahan aktif tembaga lebih bersifat protektif dan preventif, yaitu melindungi dan mencegah tanaman terinfeksi patogen. Oleh karena sifatnya ini, fungisida bahan aktif tembaga sebaiknya diaplikasikan sebelum patogen menyerang tanaman. Waktu aplikasi fungisida tembaga ini umumnya setelah tanaman berumur 3 minggu hingga satu bulan setelah tanam.
Referensi:
mitalom.com
belajartani.com
kliktani.com