Menjadi petani bisa dibilang gampang-gampang susah. Gampang bagi mereka yang sudah lama terjun dan berpengalaman pada bidang pertanian, dan susah bagi mereka yang baru bergabung dan tidak punya pengalaman apapun.
Tetapi hal tersebut tidaklah menjadi suatu masalah, karena semua yang belum diketahui bisa dipelajari dan didiskusikan bersama-sama.
Salah satu topik yang bisa didiskusikan kali ini adalah masalah pada pemupukan. Banyak diantara kita yang masih bingung dalam memberikan pupuk atau pemupukan pada tanaman budi daya. Sebenarnya, seberapa tepat sih dosis pupuk yang harus diaplikasikan pada tanaman budi daya?
Nah untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari bersama-sama kita pelajari cara membuat alat sederhana yang dapat digunakan untuk mengukur kebutuhan pupuk di lahan pertanian. Dan dalam hal ini adalah lebih spesifik untuk penggunaan pupuk Urea.
Berikut merupakan tahapan dan cara menggunakan alat pengukur kebutuhan pupuk di lahan.
Pertama, perlu disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat alat pengukur kebutuhan Urea seperti:
- 1 buah VU meter yang bisa dibeli di toko elektronika
- 10 cm Kawat tembaga dengan diameter 2 ml
- 10 cm kawat besi dengan diameter 2 ml
Sedangkan cara membuatnya adalah dengan:
- Menyambungkan ujung positif VU meter dengan kawat besi, kemudian diikat kuat dan di selotip pada bagian sambuangannya.
- Setelah itu, menyambungkan ujung negatif VU meter dengan kawat tembaga
- Sekarang, alat pengukur kebutuhan Urea sudah jadi.
Sementara itu, untuk menggunakan alat tersebut adalah dengan cara:
- Menancapkan kedua ujung kawat alat pengukur kebutuhan urea pada tanah sawah yang basah. Jika tanahnya kering sebaiknya diambil sample tanah secukupnya dan dibasahi terlebih dulu.
- Kemudian, diamati pergerakan jarum pada skala VU meter.
- Jika jarum bergerak tidak sampai angka 1 berarti tanah masih membutuhkan Urea 8,5 kg/ 1000 m2
- Jika jarum bergerak lebih dari angka 1 maka tinggal menambahkan Urea sebanyak 2,5 kg/ 1000 m2
- Terakhir, jika jarum pada alat pengukur kebutuhan urea bergerak lebih dari 2,5 berarti sudah tidak perlu penambahan Urea.
Bagaimana, cukup mudah bukan? Penggunaan alat sederhana ini juga bisa dikombinasikan dengan BWD (Bagan Warna Daun) untuk mengetahui tingkat kebutuhan nitrogen pada tanaman.
Meskipun alat ini sangat sederhana dan mudah dibuat namun manfaatnya sangat luar biasa. Selain bisa menghemat kebutuhan pupuk urea dan pengeluaran biaya produksi, juga bisa digunakan untuk standarisasi produksi padi semi organik. Dengan penggunaan pupuk Urea sesuai dengan kebutuhan tanaman akan membuat tanaman sehat dan meminimalisir serangan hama dan penyakit.