Sebagai media tanam, tanah memiliki peran penting terhadap proses pertumbuhan tanaman. Tanah mampu menyediakan kebutuhan hara bagi tanaman, akan tetapi tidak semua jenis tanah cocok untuk pertumbuhannya.
Jenis tanah yang cocok untuk pertanian adalah tanah yang memiliki karakteristik sebagai berkut:
- Mengandung banyak unsur organik
- Ph < 7
- Tidak mengeras setelah ditanami
- Punya kelembaban tinggi, bahkan di musim kemarau
- Tidak ada lapisan padas

Berdasarkan ciri-ciri di atas, berikut adalah beberapa diantaranya:
Tanah Regosol
Tanah regosol terbentuk dari material yang keluar akibat letusan gunung merapi. Tanah ini belum mengalami perkembangan sempurna. Memiliki tekstur kasar dan berbahan organik rendah membuat tanah ini tidak dapat menampung air dan mineral untuk tanaman dengan baik.
Jenis tanah ini cocok ditanami seperti palawija dan tanaman yang tidak membutuhkan banyak air. Tanah ini bisa ditemukan di wilayah Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara.

Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan tanah yang berasal dari sisa sisa aktivitas gunung berapi dan memiliki struktur yang mirip dengan tanah regosol. Namun tekstur tanah litosol merupakan tekstur tanah berbatu. Tanah ini juga memiliki kedalaman yang dangkal sehingga sangat peka terhadap terjadinya erosi.
Meskipun memiliki kandungan bahan organik yang rendah tanah litosol cocok untuk dipakai sebagai lahan pertanian untuk jenis tanaman Palawija, rumput ternak dan beberapa jenis tanaman keras. Persebarannya di sebagian wilayah Indonesia seperti Jawa, Nusa Tenggara, Maluku Selatan dan Papua.

Tanah Organosol
Tanah organosol berasal dari hasil pelapukan bahan organik yang terbagi menjadi dua jenis yaitu tanah humus dan tanah gambut.
Tanah humus merupakan hasil pelapukan bahan organik dan sangat subur, cocok untuk tanaman kelapa, nanas dan padi. Sedangkan tanah gambut tidak sesubur humus, dimana berasal dari hasil pembusukan bahan organik yang membuat tanah menjadi masam yang cocok untuk tanaman kelapa sawit.
Tanah ini banyak terdapat di daerah dengan iklim basah dan curah hujan tinggi seperti di Sumatera, Papua, Kalimantan dan Jawa.

Tanah Latosol
Tanah latosol berasal dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf. Tanah ini sebagian besar terbentuk dan berkembang di daerah yang lembab. Kandungan bahan organik tanah ini bisa berubah-ubah dari sedang sampai tinggi.
Tanah latosol mampu menyerap air dengan baik sehingga bisa menahan erosi dan cocok untuk tanaman tebu, cokelat, kopi dan karet. Tanah ini bisa ditemukan di daerah dengan curah hujan dan kelembaban tinggi seperti di Sulawesi, Lampung, Kalimantan dan Bali.

Tanah Rendzina
Tanah Rendzina adalah tanah yang terbentuk dari batuan basalt, batu kapur dan granit. teksturnya lembut dan daya permeabilitasnya tinggi sehingga mampu mengikat air. Tanah ini banyak mengandung unsur Ca, Mg dan sedikit hara dengan kadar Ph tinggi.
Cocok ditanami tanaman keras semusim dan palawija. Tersebar di Maluku, Papua, Aceh dan Sulawesi.

Tanah alluvial
Tanah alluvial terbentuk dari material halus yang diendapkan dialiran sungai. Tanah ini biasanya ditemukan di bagian hilir atau daerah rendah dan termasuk jenis tanah muda karena belum mengalami perkembangan. Ciri tanah ini berwarna coklat hingga kelabu.
Kesuburan tanah alluvial bergantung pada sumber bahan asal aliran sungai, namun memiliki kandungan hara tinggi. Tanaman yang cocok ditanam di tanah alluvial diantaranya padi, tebu, kelapa dan buah-buahan. Tanah ini tersebar di Kalimantan, Sulawesi, Jawa, hingga Papua.
