//Kenali Penyebab Tanaman Padi Sehat Tetapi Tidak Ada Bulirnya dan Cara Mengatasinya

Kenali Penyebab Tanaman Padi Sehat Tetapi Tidak Ada Bulirnya dan Cara Mengatasinya

Tidak sedikit petani yang dipusingkan dengan keadaan dimana kondisi tanaman padinya subur tetapi bagian bulirnya malah hampa atau kosong. Hal ini kebetulan sudah terjadi di beberapa wilayah di kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Menurut catatan BPTP, bulir padi yang tidak berisi penuh dapat disebabkan oleh beberapa faktor, beberapa diantaranya adalah karena tidak menggunakan varietas unggul baru, penggunaan jarak tanam yang terlalu rapat, dan juga kurangnya ketersediaan air pada masa generatif sehingga terjadi pengeringan pada kepala putih.

Selain itu, faktor lainnya juga bisa dikarenakan petani memberikan pupuk secara tidak merata dan seimbang. Dampaknya, pertumbuhan tanaman kurang seragam, ada yang belum bunting, sedang bunting, dan keluar malai.

Tidak hanya itu, setelah ditelusur lebih jauh, ternyata bulir padi yang kosong tersebut bisa juga disebabkan karena terserang oleh penyakit blas dan kresek, meskipun kondisi tanaman padi sudah pada posisi merunduk berbuah dan sudah hampir panen sekalipun.

Beberapa solusi yang dapat digunakan petani untuk mengatasi pengisian bulir yang kosong atau hampa adalah dengan melakukan pemberian pupuk secara tepat waktu sekitar 42-43 hari setelah tanam (HST). Unsur kalium, kalsium dan phospat sangat berpengaruh bagi pengisian bulir.

Kalium menjamin ketahanan dan kekuatan tanaman, merangsang pertumbuhan akar, meningkatkan kualitas bulir padi. Sedangkan kalsium berfungsi untuk mempertebal dinding sel, tahan rebah, dan daya simpannya juga bagus. Sementara, phospat fungsinya sebagai bekal untuk akar yang kuat, pertumbuhan malai yang serempak, pembungaan yang tidak mudah rontok dan pengisian bulir yang sempurna.

Saat pemupukan, dosis pupuk yang dianjurkan adalah sebesar 135 kg nitrogen, 36 Kg P2O5 dan 30 Kg K2O masing masih dengan luasan per satu hektar. Sedangkan, untuk menjaga agar bulir padi tetap bernas sampai ke ujung, maka bisa diberikan fungisida berbahan aktif difekonazol dan azroksitrobin pada usia tanam saat 60, 70 dan 80 HST.

Saat 80 HST bisa ditambahkan juga pupuk pelengkap seperti NPK dan gandasil B. Semprot dengan air kelapa pada batang padi ketika sudah gembung mau berbunga. Karena kalium pada air kelapa sangat membantu proses pembuahan bulir padi.

Hal lain yang bisa dihindari adalah dengan tidak melakukan kegiatan menyemrot atau berjalan ke tengah lahan saat tanaman padi masih berada pada fase berbunga 25-75 persen. Hal ini berguna untuk menghindari kontak fisik dengan serbuk bunga agar tidak rontok.