//Misteri Yang Belum Terpecahkan: Hilangnya ๐™†๐™ง๐™ž๐™จ ๐™†๐™ง๐™š๐™ข๐™š๐™ง๐™จ ๐™™๐™–๐™ฃ ๐™‡๐™ž๐™จ๐™–๐™ฃ๐™ฃ๐™š ๐™๐™ง๐™ค๐™ค๐™ฃ di Panama Yang Dikenal Sebagai The Panama Girls

Misteri Yang Belum Terpecahkan: Hilangnya ๐™†๐™ง๐™ž๐™จ ๐™†๐™ง๐™š๐™ข๐™š๐™ง๐™จ ๐™™๐™–๐™ฃ ๐™‡๐™ž๐™จ๐™–๐™ฃ๐™ฃ๐™š ๐™๐™ง๐™ค๐™ค๐™ฃ di Panama Yang Dikenal Sebagai The Panama Girls

๐—ง๐—›๐—˜ ๐—ฃ๐—”๐—ก๐—”๐— ๐—” ๐—š๐—œ๐—ฅ๐—Ÿ๐—ฆ : ๐— ๐—œ๐—ฆ๐—ง๐—˜๐—ฅ๐—œ ๐—›๐—œ๐—Ÿ๐—”๐—ก๐—š๐—ก๐—ฌ๐—” ๐——๐—จ๐—” ๐—ฆ๐—”๐—›๐—”๐—•๐—”๐—ง ๐——๐—œ ๐—ฃ๐—”๐—ก๐—”๐— ๐—”

๐™ƒ๐™–๐™ง๐™ž ๐™ž๐™ฉ๐™ช ๐™ฉ๐™–๐™ฃ๐™œ๐™œ๐™–๐™ก 1 ๐˜ผ๐™ฅ๐™ง๐™ž๐™ก 2014, ๐™™๐™ช๐™– ๐™ค๐™ง๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ข๐™–๐™๐™–๐™จ๐™ž๐™จ๐™ฌ๐™– ๐™–๐™จ๐™–๐™ก ๐˜ฝ๐™š๐™ก๐™–๐™ฃ๐™™๐™– ๐™†๐™ง๐™ž๐™จ ๐™†๐™ง๐™š๐™ข๐™š๐™ง๐™จ ๐™™๐™–๐™ฃ ๐™‡๐™ž๐™จ๐™–๐™ฃ๐™ฃ๐™š ๐™๐™ง๐™ค๐™ค๐™ฃ ๐™ข๐™š๐™ข๐™ช๐™ฉ๐™ช๐™จ๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™ช๐™ฃ๐™ฉ๐™ช๐™  ๐™ข๐™š๐™ก๐™–๐™ ๐™ช๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™Ÿ๐™–๐™ก๐™–๐™ฃ๐™–๐™ฃ ๐™™๐™–๐™ฃ ๐™ฅ๐™š๐™ฃ๐™™๐™–๐™ ๐™ž๐™–๐™ฃ ๐™ ๐™š ๐™‹๐™–๐™ฃ๐™–๐™ข๐™–. ๐˜ฝ๐™š๐™ง๐™—๐™š๐™ ๐™–๐™ก ๐™จ๐™š๐™—๐™ช๐™–๐™ ๐™ง๐™–๐™ฃ๐™จ๐™š๐™ก ๐™ข๐™š๐™ง๐™š๐™ ๐™– ๐™—๐™š๐™ง๐™™๐™ช๐™– ๐™—๐™š๐™ง๐™–๐™ฃ๐™œ๐™ ๐™–๐™ฉ ๐™ฅ๐™–๐™™๐™– ๐™จ๐™ž๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™๐™–๐™ง๐™ž ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™˜๐™š๐™ง๐™–๐™ ๐™ž๐™ฉ๐™ช. ๐™€๐™ฃ๐™ฉ๐™–๐™ ๐™–๐™ฅ๐™– ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™จ๐™š๐™—๐™š๐™ฃ๐™–๐™ง๐™ฃ๐™ฎ๐™– ๐™ฉ๐™š๐™ก๐™–๐™ ๐™ฉ๐™š๐™ง๐™Ÿ๐™–๐™™๐™ž ๐™ฅ๐™–๐™™๐™– ๐™ ๐™š๐™™๐™ช๐™–๐™ฃ๐™ฎ๐™– ๐™๐™ž๐™ฃ๐™œ๐™œ๐™– ๐™ข๐™š๐™ง๐™š๐™ ๐™– ๐™ฉ๐™–๐™  ๐™ ๐™š๐™ข๐™—๐™–๐™ก๐™ž ๐™™๐™–๐™ฃ ๐™™๐™ž๐™ฉ๐™š๐™ข๐™ช๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™—๐™š๐™ง๐™—๐™ช๐™ก๐™–๐™ฃ-๐™—๐™ช๐™ก๐™–๐™ฃ ๐™ ๐™š๐™ข๐™ช๐™™๐™ž๐™–๐™ฃ ๐™™๐™–๐™ก๐™–๐™ข ๐™ ๐™ค๐™ฃ๐™™๐™ž๐™จ๐™ž ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฅ๐™š๐™ฃ๐™ช๐™ ๐™ฉ๐™š๐™ ๐™–-๐™ฉ๐™š๐™ ๐™ž. ๐™†๐™–๐™จ๐™ช๐™จ ๐™ ๐™š๐™ข๐™–๐™ฉ๐™ž๐™–๐™ฃ ๐™ข๐™š๐™ง๐™š๐™ ๐™– ๐™๐™ž๐™ฃ๐™œ๐™œ๐™– ๐™ ๐™ž๐™ฃ๐™ž ๐™ข๐™–๐™จ๐™ž๐™ ๐™–๐™ข๐™–๐™ฉ ๐™ข๐™ž๐™จ๐™ฉ๐™š๐™ง๐™ž๐™ช๐™จ, ๐™ ๐™–๐™ง๐™š๐™ฃ๐™– ๐™—๐™ช๐™ ๐™ฉ๐™ž-๐™—๐™ช๐™ ๐™ฉ๐™ž ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™™๐™ž๐™ฉ๐™š๐™ข๐™ช๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™Ÿ๐™ช๐™จ๐™ฉ๐™ง๐™ช ๐™ข๐™š๐™ข๐™—๐™–๐™ฌ๐™– ๐™—๐™–๐™ฃ๐™ฎ๐™–๐™  ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™ฉ๐™–๐™ฃ๐™ฎ๐™–๐™–๐™ฃ ๐™ ๐™š๐™ฉ๐™ž๐™ข๐™—๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™Ÿ๐™–๐™ฌ๐™–๐™—๐™–๐™ฃ. ๐˜ฝ๐™–๐™ฃ๐™ฎ๐™–๐™  ๐™๐™–๐™ก-๐™๐™–๐™ก ๐™ฉ๐™–๐™  ๐™ข๐™–๐™จ๐™ช๐™  ๐™–๐™ ๐™–๐™ก ๐™ฉ๐™š๐™ง๐™Ÿ๐™–๐™™๐™ž ๐™™๐™ž ๐™จ๐™š๐™ฅ๐™ช๐™ฉ๐™–๐™ง ๐™ ๐™š๐™ข๐™–๐™ฉ๐™ž๐™–๐™ฃ ๐™ข๐™š๐™ง๐™š๐™ ๐™–. ๐™†๐™–๐™จ๐™ช๐™จ ๐™ ๐™š๐™ข๐™–๐™ฉ๐™ž๐™–๐™ฃ ๐™™๐™ช๐™– ๐™œ๐™–๐™™๐™ž๐™จ ๐™ž๐™ฃ๐™ž ๐™ ๐™ž๐™ฃ๐™ž ๐™™๐™ž๐™ ๐™š๐™ฃ๐™–๐™ก ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ ๐™Ÿ๐™ช๐™ก๐™ช๐™ ๐™–๐™ฃ โ€œ๐™๐™๐™š ๐™‹๐™–๐™ฃ๐™–๐™ข๐™– ๐™‚๐™ž๐™ง๐™ก๐™จโ€.

๐—ฆ๐—œ๐—”๐—ฃ๐—” ๐—ง๐—›๐—˜ ๐—ฃ๐—”๐—ก๐—”๐— ๐—” ๐—š๐—œ๐—ฅ๐—Ÿ๐—ฆ ???

Kris Kremers (21) dan Lisanne Froon (22) adalah dua mahasiswi yang berasal dari Amersfoort, provinsi Utrecth, Belanda. Lisanne telah menyelesaikan studinya di bidang Science di Deventer. Sementara itu Kris baru saja menyelesaikan kuliahnya di jurusan pendidikan kebudayaan sosial di University of Utrecht. Mereka berdua bersahabat karib, bahkan tinggal di asrama yang sama di Amersfroot dan bekerja di tempat yang sama, yaitu di Cafe In den Kleinen Hap. Mereka berdua bekerja demi mengumpulkan uang untuk melancong ke benua Amerika yang eksotis, Panama.

Enam bulan kemudian uang yang dikumpulkan sudah mencukupi. Lisanne dan Kris kemudian segera menyusun rencana perjalanan mereka ke Panama. Perjalanan itu juga ditujukan bagi kelulusan Lisanne dan kesempatan bagi Kris untuk mempraktekkan ilmu yang didapatnya di kampus. Selain itu juga, mereka berniat untuk belajar bahasa Spanyol, menjadi guru relawan dan tentu saja menyusuri tempat-tempat yang ada di Panama.

๐—ž๐—ฅ๐—ข๐—ก๐—ข๐—Ÿ๐—ข๐—š๐—œ ๐—›๐—œ๐—Ÿ๐—”๐—ก๐—š๐—ก๐—ฌ๐—” ๐—ž๐—ฅ๐—œ๐—ฆ ๐—ž๐—ฅ๐—˜๐— ๐—˜๐—ฅ๐—ฆ ๐——๐—”๐—ก ๐—Ÿ๐—œ๐—ฆ๐—”๐—ก๐—ก๐—˜ ๐—™๐—ฅ๐—ข๐—ข๐—ก

Pada tanggal 15 Maret 2014, mereka berdua tiba di Panama. Selama berada di negara tersebut, Kris dan Lisanne tinggal bersama dengan warga lokal yang bernama, Mirriam Guerra. Mereka juga sempat menghabiskan dua minggu melakukan penjelajahan di hutan Panama sebagai salah satu bagian dari misi perjalanan mereka ke Panama.

Lisanne dan Kris diketahui menambah satu bulan waktu tinggal mereka di Panama, sehingga mereka bisa menjadi relawan bagi sekolah-sekolah lokal di sana.

Pada tanggal 1 April 2014 kedua gadis muda itu berpamitan pada Mirriam Guerra. Rencananya di hari yang cerah itu mereka akan melakukan pendakian. Mereka bahkan sempat memposting rencana perjalanan mereka tersebut di laman Facebook. Rencananya mereka akan pergi ke Boquete, Chiriqui. Turut bersama mereka juga seekor anjing milik Mirriam, Azul.

Mereka diketahui sempat makan siang bersama dengan dua orang pemuda Belanda sebelum akhirnya memulai perjalanan dekat hutan hujan yang mengelilingi gunung berapi Baru. Kemungkinan keduanya berencana pergi ke Pianista.

๐—ž๐—ฅ๐—œ๐—ฆ ๐—ž๐—ฅ๐—˜๐— ๐—˜๐—ฅ๐—ฆ ๐——๐—”๐—ก ๐—Ÿ๐—œ๐—ฆ๐—”๐—ก๐—ก๐—˜ ๐—™๐—ฅ๐—ข๐—ข๐—ก ๐— ๐—˜๐—ก๐—š๐—›๐—œ๐—Ÿ๐—”๐—ก๐—š ๐— ๐—œ๐—ฆ๐—ง๐—˜๐—ฅ๐—œ๐—จ๐—ฆ

Pada sore harinya anjing keluarga itu kembali ke rumah tanpa Kris dan Lisanne. Keluarga tempat mereka tinggal kemudian mulai melakukan pencarian. Namun keduanya tak juga ditemukan atau kembali ke rumah. Karena hari sudah malam, pencarian kemudian dilanjutkan keesokan harinya.

Sebenarnya, Kris dan Lisanne telah membuat janji temu dengan seorang pemandu turis lokal untuk perjalanan mereka ke Boquete, tetapi keduanya diketahui tak pernah bertemu dengan pemandu tersebut.

Mengetahui hal ini, keluarga segera menghunbungi pihak kepolisian yang kemudian segera bergerak melakukan pencarian melalui udara dan jalan darat dengan berjalan kaki. Pencarian ini juga melibatkan penduduk lokal serta beberapa anjing pelacak.

Sementara itu keluarga Kris dan Lisanne di Belanda segera terbang ke Panama membawa serta detektif dari Belanda. Mereka semua kemudian bersama-sama melakukan pencarian hingga 10 hari lamanya. Keluarga Kris dan Lisanne bahkan menawarkan hadiah sebesar US$30.000 bagi siapa saja yang menemukan mereka.

๐—ฃ๐—˜๐—ก๐—˜๐— ๐—จ๐—”๐—ก ๐—ง๐—”๐—ฆ ๐—ฅ๐—”๐—ก๐—ฆ๐—˜๐—Ÿ ๐—ข๐—Ÿ๐—˜๐—› ๐—ฃ๐—˜๐—ก๐——๐—จ๐——๐—จ๐—ž ๐—Ÿ๐—ข๐—ž๐—”๐—Ÿ

Sepuluh minggu kemudian, seorang wanita penduduk lokal yang tengah mencari penghidupan di hutan menemukan sesuatu. Penemuannya tersebut langsung ia laporkan ke kantor Polisi. Ia membawa sebuah tas ransel biru yang ditemukannya di sungai dekat desa Alto Romero di wilayah Boco del Toros.

Dan di sinilah kasus ini berubah menjadi creepy dan menakutkan.

Tas ransel itu tak lain adalah tas ransel yang dipakai Lisanne saat meninggalkan rumah terakhir kali. Di dalamnya polisi menemukan dua kacamata hitam, passport Lisanne, botol air minum, dua bra, dan uang 83 euro. Selain barang-barang itu, di dalam tas ransel itu polisi juga mendapati telepon genggam Lisanne dan Kris dan juga sebuah kamera milik Lisanne.

Namun ada yang janggal dalam penemuan itu, barang-barang yang ditemukan tersebut semuanya terlihat rapi, bersih, kering dan masih bisa digunakan. Bahkan tasnya sendiri masih terlihat seperti baru, padahal daerah di mana tas tersebut ditemukan sering sekali dilanda hujan lebat.

๐—œ๐—ก๐—ฉ๐—˜๐—ฆ๐—ง๐—œ๐—š๐—”๐—ฆ๐—œ ๐—•๐—”๐—ฅ๐—”๐—ก๐—š ๐—•๐—จ๐—ž๐—ง๐—œ

Dari telepon genggam inilah misteri sedikit demi sedikit mulai coba dikuak. Namun, apa yang ditemukan penyidik di dalam telepon genggam itu justru membuat siapapun merinding.
Polisi segera melakukan pemeriksaan pada telepon genggam dan kamera itu berharap mendapatkan petunjuk menghilangnya kedua gadis tersebut. Ada 100 file foto yang semuanya diambil dalam waktu 10 hari sejak mereka menghilang. Beberapa foto awal memperlihatkan keduanya begitu gembira dan menikmati petualangan mereka di hutan belantara. Namun beberapa foto terakhir justru menunjukkan hal-hal yang mengerikan.
Sekitar dua jam setelah foto tersebut diambil, tercatat keduanya mencoba menghubungi 911, nomor untuk kondisi darurat. Jelas ada sesuatu yang terjadi kala itu. Apa saat itu mereka menyadari bahwa mereka tersesat? Apa ada sesuatu yang terjadi pada mereka, semisal salah satu dari mereka terluka? Ataukah ada sesuatu yang jauh lebih menakutkan menimpa mereka?

Panggilan telepon darurat itu terjadi pada sekitar pukul 4 sore, namun tanpa hasil, sebab sama sekali tak ada sinyal di sana. Untuk menghemat baterai, keduanya kemudian diketahui mematikan telepon mereka untuk kemudian dinyalakan sejenak untuk mencari sinyal. Pada 3 April, telepon mereka kembali menyala untuk mencoba menghubungi 911, namun gagal. Pada 5 April, baterai telepon milik Lisanne benar-benar habis, sehingga telepon miliknya tak dapat dinyalakan lagi.

Namun hal aneh mulai terjadi pada telepon milik Kris.

Pada 6 April tercatat ada yang berusaha membuka telepon milik Kris, namun salah memasukkan PIN. Hal ini terjadi hingga terus-menerus. Hal aneh lain, pada 7 April tercatat ada 77 panggilan untuk menelepon 911 dari telepon tersebut. 77 kali! Apakah pada saat itu terjadi sesuatu yang membuat mereka benar-benar panik dan putus asa?

Sehari kemudian, hal yang lebih ganjil terjadi.

Beberapa foto terlihat agak mengerikan. Sebuah foto tampak diambil pada tanggal 8 April sekitar pukul 1-4 dini hari di lokasi yang tak diketahui. Pada foto yang gelap itu terlihat barang-barang milik Kris dan Lisanne tercecer di bebatuan. Dan foto yang paling mengejutkan memperlihatkan darah bercucuran di pelipis Kris. Apa yang sebenarnya terjadi saat itu?

๐—ฃ๐—˜๐—ก๐—˜๐— ๐—จ๐—”๐—ก ๐—ง๐—จ๐—Ÿ๐—”๐—ก๐—š ๐—ฃ๐—”๐—ก๐—š๐—š๐—จ๐—Ÿ ๐——๐—”๐—ก ๐—ง๐—จ๐—Ÿ๐—”๐—ก๐—š ๐—ž๐—”๐—ž๐—œ

Dua bulan berselang, penemuan yang lebih mengejutkan pun terjadi. Tak jauh dari lokasi penemuan ransel itu, ditemukan pula sebuah tulang panggul dan sebuah sepatu boot dengan potongan kaki masih tersimpan di dalamnya. Tak hanya itu, sekitar 33 potongan tulang juga ditemukan, dicurigai sebagai milik Kris dan Lisanne.

Tes DNA kemudian dilakukan dan hasilnya teridentifikasi sebagai milik Kris dan Lisanne. Sepatu boot dan kaki yang berada di dalamnya adalah milik Lisanne, sementara tulang pinggul itu adalah tulang Kris. Namun anehnya tulang-tulang lainnya yang ditemukan ternyata milik tiga orang lain yang berbeda. Mungkinkah ada korban lainnya juga?

Namun sebenarnya penemuan bagian tubuh Kris dan Lisanne sendiri penuh dengan tanda tanya. Tulang Lisanne menunjukkan tanda pembusukan alami, namun tulang milik Kris aneh. Tulang itu berwarna putih bersih seolah-olah telah sengaja diputihkan sebelumnya.
Hal tersebut membingungkan forensik karena begitu cepatnya tubuh mereka membusuk, bahkan meninggalkan hanya tulang-belulang. Bagi jenazah agar terdekomposisi sempurna hingga hanya meninggalkan tulang membutuhkan waktu bertahun-tahun, sedangkan sisa jenazah keduanya ditemukan hanya selang beberapa bulan setelah mereka dinyatakan lenyap. Ada yang menduga tulang-tulang itu sengaja โ€œdi-bleachingโ€ atau diproses dengan bahan kimia untuk membersihkan jenazah dan menghapus barang bukti. Namun ada pula beberapa ahli yang berpendapat, proses itu memang bisa terjadi lebih cepat jika jenazah mereka terlebih dulu dimangsa binatang liar yang membersihkan daging hingga ke tulang, ditambah lagi iklim panas Panama yang terletak di ekuator yang mempercepat pembusukan.

Baik itu tim forensik dari Belanda atau Panama tak ada yang dapat menetapkan sebab kematian kedua gadis tersebut. Tim Belanda menyimpulkan kematian mereka sebagai akibat dari kecelakaan, sementara tim forensik Panama mempercayai ada indikasi tindakan kriminal pada kematian Kris dan Lisanne.

๐—ž๐—˜๐—ฆ๐—œ๐— ๐—ฃ๐—จ๐—Ÿ๐—”๐—ก ๐——๐—”๐—ก ๐—ง๐—˜๐—ข๐—ฅ๐—œ-๐—ง๐—˜๐—ข๐—ฅ๐—œ ๐—ฌ๐—”๐—ก๐—š ๐— ๐—จ๐—ก๐—–๐—จ๐—Ÿ

Kasus ini, dilihat dari segi manapun, amatlah aneh. Pertama, kedua gadis muda itu, yang sebelumnya tak memiliki pengalaman profesional apapun sebagai pendaki, mampu bertahan hidup tanpa makanan (dan mungkin air) selama seminggu lebih. Kedua, foto-foto aneh dan kenyataan bahwa seseorang berusaha membuka handphone milik Kris tanpa mengetahui passcode-nya juga teramat ganjil.

Hal ini menimbulkan spekulasi, apakah ada orang ketiga yang bersama dengan mereka?

Ada beberapa teori yang berkeliaran di internet tentang nasib sesungguhnya yang dialami kedua gadis, serta berusaha menjelaskan hal-hal aneh yang menyelubungi kasus ini dengan logika.

Semisal, kedua gadis ini benar-benar tersesat dan entah bagaimana caranya, bertahan hidup selama smeinggu di alam liar. Namun pada tanggal 7 April, Kris mengalami kecelakaan mengerikan yang membuatnya tak sadarkan diri, atau bahkan meninggal. Hal ini membuat Lisanne panik dan mencoba memanggil pertolongan lewat handphone milik Kris (karena pada tanggal 5, handphone miliknya sendiri sudah mati kehabisan baterai). Ini menjelaskan kenapa ia tak tahu passcode milik Kris.

Lalu katakanlah ia akhirnya menebak dengan benar dan menggunakan kameranya pada 8 April. Mengetahui bahwa panggilan 911 akan percuma (karena ia sudah mencobanya selama 77 kali!), ia akhirnya mencoba mencari jalan keluar sendiri. Kala itu malam amat gelap, sehingga ia menggunakan lampu flash untuk mencari jalan. Itu menjelaskan foto-foto โ€œrandomโ€ di tengah hutan yang ia ambil sebanyak 90 kali. Akan tetapi, lagi-lagi penjelasan ini amatlah tidak logis.

Teori kedua tentu lebih sensasional, yakni tentang keberadaan โ€œorang ketigaโ€. Hal aneh sudah menguar tentang fakta bahwa mereka tersesat. Jalur hiking yang mereka akui bukanlah jalur yang sulit. Bahkan dari bukit yang mereka naiki, mereka bisa dengan mudah melihat kota di bawahnya. Jadi, seharusnya kedua gadis itu, jika mengikuti jalan setapak yang sudah ada, takkan mudah tersesat. Namun coba lihat dari sisi berbeda, bagaimana jika mereka sengaja mengambil jalur lain?

Kenapa? Mungkin karena jiwa muda mereka yang dipacu adrenalin, mereka memutuskan berpetualang tanpa peduli resikonya. Namun ada kemungkinan lain. Bagaimana jika ada yang mengejar mereka. Bagaimana jika kedua gadis itu, mengetahui ada yang mengikuti mereka, kemudian berusaha melarikan diri dengan keluar dari jalur mereka, yang akhirnya membawa mereka ke dalam bencana?

Kedua gadis ini juga cukup dekat, kemungkinan Lisanne tahu passcode milik Kris dan begitu juga sebaliknya. Bagaimana jika sang orang ketiga-lah, sang penguntit mereka, yang berusaha membuka telepon itu? Itu membuktikan kenapa Lisanne begitu panik hingga mencoba memanggil bantuan sampai 77 kali. Itu juga pulalah yang mendorongnya menjelajahi hutan saat malam hari, supaya sang โ€œstalkerโ€ itu tak menangkapnya.

Tadi sempat disebutkan bahwa di dalam telepon itu adalah 100-an foto, dimana 10 di antaranya โ€œnormalโ€ dan sisanya, sekitar 90-an, tidaklah โ€œnormalโ€ dan hanya menggambarkan kepekatan hutan. Gambar normal terakhir berhenti di foto nomor IMG 508, namun foto โ€œtak normalโ€ pertama justru dimulai di gambar IMG 510. Yup, ada satu foto yang hilang.

Apa yang terjadi dengan gambar IMG 509? Mengapa hanya foto peralihan antara situasi normal (ketika mereka masih asyik hiking pada siang hari) dan situasi menakutkan saat mereka harus berkeliaran pada malam hari, justru lenyap? Siapa yang menghapusnya?

Perlu diketahui bahwa di beberapa foto akhir saat siang hari, situasi sesungguhnya tidak benar-benar โ€œnormalโ€. Pada saat itu jelas foto-foto selfie bahagia mereka digantikan dengan wajah Lisanne yang tengah galau dan ketakutan (bahkan ada klaim bahwa mereka melihat darah di pelipis gadis itu dalam salah satu fotonya). Jelas, kala itu mereka sudah menyadari bahwa mereka tersesat. Jika begitu, kenapa mereka harus menghapus foto terakhir mereka, yakni foto 509? Itu jelas bukan prioritas mereka, sebab mereka sampai harus mematikan handphone mereka demi mengirit baterai.

Bagaimana jika yang menghapus adalah orang lain, karena mungkin, foto itu menangkap wajah atau identitasnya? Bagaimana menurut kalian?

Teori lainnya adalah mereka dibunuh dan organ dalam mereka diambil. Teori ini juga tidak dapat dipastikan kebenarannya, akan tetapi jika melihat fakta-fakta yang ada, ya bisa masuk akal juga. Teori ini ada hubungannya dengan teori kedua yang menyatakan adanya orang ketiga โ€œpembunuhโ€. Setelah organ dalam Kris dan Lisanne diambil, sang pembunuh kemudian melakukan bleaching atau diproses dengan bahan kimia untuk membersihkan jenazah dan menghapus barang bukti. Itulah kenapa, kaki Lisanne yang ditemukan dalam boot masih utuh (masih ada daging) karena tidak terkena oleh bahan kimia tadi.

Teori yang terakhir menyatakan bahwa Kris dan Lisanne menjadi korban atau tumbal dalam ritual suku-suku dekat mereka hilang. Panama terkenal dengan banyak suku asli yang masih kental dengan adat istiadatnya masing-masing. Beberapa di antaranya adalah suku Ngobe, Embera, Wounaan dan banyak lagi. Saat Kris dan Lisanne tersesat, diketahui bahwa mereka semakin menjauh dari jalan pertama mereka. Mereka masuk semakin dalam ke hutan, nah mungkin pada saat itu mereka bertemu dengan salah satu suku dan mereka ditangkap dan dijadikan sebagai tumbal persembahan atau bisa saja mereka dimakan oleh suku tersebut (kanibalisme).

Apapun penjelasannya, yang jelas kematian dua gadis yang lenyap di Panama ini masihlah misteri. Tak ada yang benar-benar mengetahui kebenarannya? Apakah dua gadis itu akhirnya menjadi korban kekejaman alam ataukah aksi pembunuh berantai, mungkin hanya waktu yang bisa menjawabnya untuk kita.

๐—ฆ๐˜‚๐—บ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฟ :

-Ensiklopedia Bebas-
https://en.wikipedia.org/wiki/Deaths_of_Kris_Kremers_and_Lisanne_Froon
https://bacaterus.com/misteri-kris-kremers-dan-lisanne-froon/
http://mengakubackpacker.blogspot.com/2020/01/tragedi-gadis-gadis-panama-selubung.html
http://mengakubackpacker.blogspot.com/2020/01/tragedi-gadis-gadis-panama-selubung.html