//TDS-meter atau EC-meter| mana yang lebih bagus

TDS-meter atau EC-meter| mana yang lebih bagus

Pakai TDS-meter atau EC-meter?
Mari kita belajar bersama.

1. Berbeda dengan penanaman menggunakan tanah dimana pupuknya hanya direka-reka dan tidak pasti, maka pada bertanam dengan cara hidroponik, pupuk atau yang kita sebut dengan nutrisi itu diberikan lebih terukur. Nutrisi yang dilarutkan dalam air itu merupakan salah satu penentu penting keberhasilan penanaman, meski bukan satu-satunya.
2. Hidroponiker sejati pasti memiliki ‘senjata’ untuk mengukur kepekatan nutrisi ini, yaitu TDS-meter atau EC-meter atau sekaligus TDS/EC-meter. Bila tanpa alat itu, meski hasil tetap baik, kita tetap takkan pernah tahu mekanisme aslinya. Dengan demikian nilai ilmiahnya menjadi berkurang atau hilang sama sekali.
3. Pada bertanam secara hidroponik, kita belajar mengikuti aturan yang sudah baku meski masih bisa memodifikasi di sana-sini sesuai sikon. Namun protap utamanya harus sesuai garis ketentuan. Disinilah nikmatnya melakukan pengamatan, mendapatkan ilmu, pengalaman dan hal lain yang sama sekali baru serta menikmati kepuasan atas hasil karya tangan kita sendiri.
4. Pengukuran kepekatan air nutrisi dilakukan dengan mengukur menggunakan TDS-meter atau EC-meter. Tiap tanaman memiliki nilai TDS/EC yang berbeda-beda.
5. TDS-meter (Total dissolved solids = total padatan terlarut; satuannya ppm = part per million = sepersejuta bagian) adalah alat untuk mengukur kepekatan nutrisi.
6. EC-meter (electrical conductivity atau electric conductivity, penghantaran listrik; satuannya miliSiemen/cm atau microSiemen/cm), hanya mengukur zat yang menghantarkan listrik. Alat ini mengukur konduktivitas partikel pada dua elektroda berjarak 1 cm. Perhatikan jarak kedua elektroda di ujung alat.
7. Nilai TDS didapat setelah mendapatkan angka EC yang lalu dikonversi (dirubah) menjadi nilai TDS dengan mengalikannya menggunakan faktor tertentu. Sayangnya belum terdapat keseragaman para ahli untuk nilai faktor itu. Hingga saat ini ada 3 faktor yang dipakai tergantung negara dan pabrik pembuat alat.
8. Menurut Hanna (USA), 1 mS/cm adalah setara dengan 500 ppm; menurut Truncheon (Australia), 1 mS/cm adalah setara dengan 700 ppm dan menurut Eutech (Europe), 1 mS/cm adalah setara dengan 640 ppm. Nampak bahwa ketiga faktor ini berbeda, artinya belum didapat kesepakatan para ahli untuk menentukan 1 EC itu sebenarnya berapa ppm?
9. Rumus konversi EC ke ppm adalah : Hana (ECx1000/2 ppm); Truncheon (ECx1000/1,4285 ppm) dan Eutech (ECx1000/1,5625 ppm).
10. Misalkan kita ukur kepekatan larutan dengan EC-meter adalah 2 mS/cm, artinya sama dengan 1000 ppm menurut Hanna (USA), 1400 ppm menurut Truncheon (Australia) atau 1280 ppm menurut Eutech (Europe). Sangat berbeda sekali satu dengan yang lain. Kita pun tak tahu TDS-meter kita ikut yang mana. Makin tinggi nilai EC-nya bisa makin beda jauh nilai ppm-nya. Karena perbedaan ini, dianjurkan menggunakan nilai EC yang lebih stabil.
11. Kesalahan dalam penentuan kepekatan nutrisi akan berpengaruh pada tanaman. Kekurangan akan membuat hambatan pada pertumbuhan dan kelebihan akan meracuni tanaman.
12. Sayangnya belum banyak tabel EC yang kita jumpai. Tapi bila rajin melakukan penelusuran, maka kita pasti akan menemukannya.
13. Kenapa tanaman tumbuh dengan baik sesuai tabel ppm yang kita gunakan? Itu tergantung jenisnya (ada jenis yang sangat fleksibel terhadap kepekatan nutrisi, misalnya kangkung), atau karena kebetulan alat kita sudah sesuai dengan anjuran pada tabel. Tapi jelas dengan EC kita bisa menilai lebih akurat lagi.