//Apa Itu Dry Lot Fattening, Teknik Pemberian Pakan dalam Penggemukan Sapi Agar Hasil Panen Maksimal

Apa Itu Dry Lot Fattening, Teknik Pemberian Pakan dalam Penggemukan Sapi Agar Hasil Panen Maksimal

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi dalam sistem penggemukan ternak sapi adalah terdapat pada teknik pemberian pakan atau ransumnya. Pemberian pakan ini sangat diperlukan karena akan mempengaruhi kondisi ternak kedepannya mulai dari bobot tubuh, kesehatan, perkembangan ternak dan masih banyak lagi.

Di luar negeri, penggemukan sapi dikenal dengan sistem dry lot fattening, sedangkan di Indonesia dikenal dengan sistem kereman atau sistem paron (Timor). Sistem dry lot fattening merupakan sistem penggemukan sapi dengan pemberian ransum atau pakan yang mengutamakan biji-bijian seperti jagung, sorgum, atau kacang-kacangan.

Namun, belakangan ini penggemukan sapi dengan sistem dry lot fattening bukan hanya memberikan satu jenis biji-bijian, tetapi sudah merupakan suatu bentuk yang diformulasi dari berbagai jenis bahan pakan konsentrat. Jumlah pemberian hijauan hanya sedikit sehingga efisiensi penggunaan pakan lebih tinggi.

Perbandingan hijauan dan konsentrat berkisar antara 40:60 sampai 20:80. Perbandingan ini didasarkan pada bobot bahan kering (BK). Penggemukan sistem ini dilakukan di dalam kandang, sehingga pakan hijauan dan konsentrat diberikan kepada sapi di dalam kandang. Jadi, pakan harus disediakan sesuai porsi waktu yang tepat.

Pada sistem penggemukan ini sebaiknya hijauan selalu tersedia. Bila sapi masih terlihat lapar, hijauan diberikan lagi sehingga akan berimplikasi pada peningkatan laju pertambahan bobot tubuh.

Sapi dan ternak ruminansia lainnya membutuhkan serat kasar yang bersumber dari hijauan untuk memperlancar dan mengoptimalkan proses pencernaannya. Oleh karena itu, pemberian hijauan pada penggemukan sistem dry lot fattening sangat dibatasi oleh batas-batas tertentu yang tidak akan mengganggu proses pencernaan. Untuk itu, dibuat batasan minimal pemberian hijauan dalam komponen pakan atau ransum ternak ruminansia.

Program penggemukan dengan sistem dry lot fattening sendiri dapat dimulai dari anak sapi yang masih menyusu (pedet susu) atau, anakan sapi perah jantan yang sejak lahir telah diberikan ransum pakan berkualitas tinggi ditempatkan pada kandang khusus.

Metode penggemukan dry lot fattening biasanya bertujuan menghasilkan baby beef, young beef, dan veal.

Baby beef merupakan sapi potong yang diberikan pakan berkualitas tinggi sejak pedet masih menyusu dengan induk. Ternak akan ditempatkan di dalam kandang individu terpisah dari sapi-sapi lain dan dipelihara sampai sapi berumur 10-15 bulan, setelah itu sapi dipotong.

Young beef adalah sapi potong yang digemukkan seperti baby beef. Hanya saja young beef dipotong setelah sapi dewasa, yaitu setelah berusia 1,5-2 tahun.

Veal adalah sapi potong yang berasal dari bakal sapi perah/fries holland yang sudah digemukkan sejak lahir dengan cara diberikan pakan khusus, seperti susu skim yang ditambahkan konsentrat. Veal akan dipotong setelah berusia 3 bulan, lebih muda dari baby beef dan young beef.

Referensi:

dispertan.bantenprov.go.id

id.wikipedia.org

pertanianku.com