Dulu, sistem pemeliharaan pada ayam kampung belum semaju seperti sistem pemeliharaan pada ayam ras ayam broiler atau ayam layer. Tujuan ternak ayam kampung di masyarakat hanya sebatas untuk diambil dagingnya, karena produksi telurnya relatif rendah.
Akan tetapi, seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap ayam kampung, baik daging maupun telurnya, maka banyak peternak yang mulai memelihara ayam kampung dalam jumlah yang banyak. Tidak tanggung-tanggung, para peternak pun mulai mempelajari dan menggunakan sistem pemeliharan yang baik dalam menternakkan ayam kampung.

Berikut ada tiga macam sistem pemeliharaan pada ayam kampung yang sering digunakan oleh peternak di Indonesia.
Sistem umbaran
Pada sistem ini, ayam dibiarkan bebas berkeliaran. Kebiasaan yang terjadi, ayam akan dilepaskan pada pagi hari dan akan dimasukkan ke kandang ketika hari menjelang sore. Sistem beternak ayam kampung dengan umbaran ini cocok dilakukan di desa-desa yang rumahnya masih memiliki pekarangan luas.
Dengan sistem umbaran, peternak lebih hemat dalam memberikan pakan dan perawatan harian. Hal ini dikarenakan ayam akan mempunyai kebiasaan mencari tambahan pakan sendiri. Namun kelemahannya, ayam ternak memiliki produktivitas ternak yang rendah, serta perkawinan terjadi di lingkungan secara alami.

Biasanya betina yang bertelur akan mengerami telurnya sendiri hingga menetas dan memelihara anak-anak mereka. Peternak hanya perlu menyediakan tempat mengeram yang nyaman bagi induk betina.
Sistem semi intensif
Sistem pemeliharaan secara semi intensif adalah pemeliharaan ayam kampung dengan penyediaan kandang dan pemisahan anak ayam yang baru menetas dari induknya.
Perbedaan antara sistem umbaran dengan sistem semi intensif sendiri dapat dilihat dari bentuk kandang yang digunakan. Selain itu, pemeliharaan dengan sistem semi intensif lebih efisien karena produktivitas ternak bisa ditingkatkan baik dari kualitas daging maupun telur yang dihasilkan

Ternak ayam dengan sistem semi intensif dapat meningkatkan produktivitas ternak. Karena peternak sudah berorientasi pada keuntungan, sebagai pendapatan sampingan.
Sistem intensif
Pemeliharaan secara intensif ini artinya ayam kampung yang dipelihara akan dikandangkan sepanjang hari. Salah satu perkembangan yang terjadi adalah perkembangan sistem beternak ayam kampung menjadi sistem intensif serupa dengan pemeliharaan ayam ras.
Cara pemeliharaan ini tidak jauh berbeda dengan sistem pemeliharaan secara semi intensif, namun bedanya pakan diberikan secara penuh.

Pada sistem pemeliharaan secara intensif ayam betina tidak diberikan kesempatan untuk mengerami telurnya. Telur dieramkan oleh ayam-ayam yang khusus dipelihara sebagai penetas telur atau ditetaskan dengan menggunakan mesin tetas.
Pemeliharaan ayam kampung dengan sistem intensif ditujukan agar produksi ternak lebih baik dan lebih berkualitas dari telur atau daging yang dihasilkan.
Dari sistem pemeliharaan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa beternak secara intensif membutuhkan biaya yang lebih besar jika dibandingkan dengan beternak secara semi intensif. Namun, sistem pemeliharaan secara intensif menghasilkan kualitas yang lebih besar.

Sedangkan kandang semiintensif memang biayanya lebih murah namun produktivitas telur maupun daging masih lebih rendah. Hal ini disebabkan, kandang masih belum memenuhi syarat sanitasi dan ventilasi yang baik dan pemeliharaan masih belum dikelola dengan baik.