Hingga saat ini pengendalian terhadap hama tikus masih terus dilakukan oleh petani karena hama tikus adalah hama utama pada tanaman padi. Berbagai cara telah dilakukan untuk mengendalikan hama pengerat ini, mulai dari meracun, memberikan musuh alami seperti burung dan ular, namun hasilnya belum juga maksimal.
Petani terus melakukan inovasi guna mencari metode pengendalian yang tepat. Salah satu inovasi pengendalian yang menjadi andalan petani untuk mengendalikan hama tikus adalah dengan mengempos sarang-sarang tikus menggunakan pengempos tikus atau istilah kerennya adalah fumigasi.
Pada prinsipnya, fumigasi adalah mengubah komposisi udara dengan zat atau senyawa racun pernafasan. Hewan sasaran pengendalian akan mati akibat terkena dampak racun inhalasi tersebut.
Tikus sawah sendiri tergolong hewan mengerat terestrial. Salah satu ciri khasnya adalah membuat lubang sarang di dalam tanah sebagai tempat tinggal dan berkembang biak (melahirkan dan membesarkan anak-anaknya).
Dari luar, lubang sarang hanya terlihat sebagai bulatan berdiameter 6-8 cm. Sedangkan di dalam tanah, lubang tersebut merupakan lorong yang panjang dengan percabangan dan ruangan membesar untuk melahirkan dan menempatkan anak – anaknya saat induk betina melahirkan.
Oleh karena konstruksi yang demikian, hanya gas beracun saja yang paling efektif untuk membunuh tikus di dalam lubang sarangnya tanpa perlu membongkarnya. Fumigasi adalah cara yang cocok untuk membuat kematian tikus selama berada di dalam lubang sarangnya tersebut.
Setelah fumigasi dilakukan, sebaiknya lubang tikus ditutup dengan lumpur basah untuk memastikan agar tikus tidak bisa keluar sarang sehingga akan mati bersama-sama dengan anaknya di dalam lubang sarang.
Fumigasi bisa dilakukan kapan saja apabila dijumpai lubang aktif tikus, yang biasanya ada di tanggul-tanggul saluran irigasi, tanggul jalan sawah, pematang besar, hingga pekarangan yang berbatasan dengan sawah.
Selain menggunakan bahan belerang, umumnya petani mengempos tikus menggunakan bahan minyak tanah. Hanya saja, harga minyak tanah yang melambung saat ini menjadi kendala tersendiri bagi para petani.
Solusi mahalnya biaya pengendalian hama tikus dengan cara pengemposan berbahan bakar minyak tanah bisa diatasi dengan cara menggunakan kompor pengempos tikus yang berbahan bakar LPG. Namun sampai saat ini belum ada yang menjual kompor pengempos tikus dengan bahan bakar LPG.
Tidak perlu khawatir, ada cara sederhana untuk membuat sendiri kompor pengempos tikus tersebut. Bagaimana caranya? Berikut penjelasannya.
Sebelumnya, perlu disiapkan alat dan bahan seperti berikut ini
- 1 buah kompor LPG untuk mie ayam
- 10 cm pipa besi berdiameter 2 inci
- 1 buah regulator LPG yang bisa diatur besarnya
- 2 m selang kompor gas LPG
- 1 buah tabung dan gas LPG
Sementara itu, untuk membuatnya adalah dengan cara
- Ambil topi kompor LPG untuk mie ayam
- Masukkan pipa besi dengan diameter sesuai dengan diameter kompor dengan panjang 10 cm ke ujung kompor tadi
- Las bagian yang bersentuhan antara pipa dan kompor
- Beri lubang beberapa buah pada pipa tersebut
- Sambungkan kompor dengan regulator menggunakan selang
- Pasang regulator pada tabung gas LPG
- Kompor siap digunakan
Dalam pembuatan kompor ini memang masih jauh dari sempurna dan masih banyak perubahan atau modifikasi yang perlu dilakukan agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Selamat mencoba, semoga berhasil.