Manusia adalah makhluk yang paling lemah . Karena itu, Allah Subhanhu wa ta’ala telah menyuruh kepada para hambaNya untuk meminta apa saja kepadaNya dengan garansi penuh akan dikabulkan segala permintaan doa . Namun terkadang, ada doa yang tersimpan dahulu. Lantas kemana larianya doa-doa yang belum dikabulkan ini?
Orang yang berdoa, walaupun menurut sebagian kita tidak mendapatkan jawaban atau belum dikabulkan dalam pandangan kita, padahal sebenarnya sudah dikabulkan atau memang belum dikabulkan karena adanya syarat dan ketentuan yang belum dipenuhi.
Ustadz Dr Syafiq Riza Basalamah MA, menjelaskan belum dikabulkannya doa bisa jadi teguran buat kita bahwa ketika kita berdoa kemudian belum dikabulkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla, bisa jadi kita makan haram, mungkin ketika berdoa tidak bershalawat kepada Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam, atau mungkin kandungan doa kita mengandung dosa.
“Maka kita perlu mengevaluasi diri. Yang jelas, ketika engkau memenuhi syarat dan ketentuan, pasti dikasih. Hal ini karena Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memastikannya,”ungkapnya dalam kanal dakwah Islam Rodja, hari ini.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri, dia meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam, beliau bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ، إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّه بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا
“Tidaklah seorang muslim berdoa yang kandungan doanya tidak berisikan dosa atau pemutusan silaturahim, melainkan Allah akan memberikan kepadanya satu dari tiga; (1) yang diminta itu Allah berikan, (2) Allah tabung untuk di akhirat, (3) Allah tolak bala yang akan menimpa dia yang sesuai dengan doanya.”
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan ini, mereka mengatakan:
إِذًا نُكْثِرُ؟
“Kalau begitu kita banyak-banyak berdoa?”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
اللَّه أَكْثَ
“Karunia Allah lebih banyak lagi.”
Karena itu, selama doa kita baik (tidak mengandung dosa dan keburukan, contohnya mendoakan celaka bagi orang lain atau doa minta pemutusan silaturahmi dengan kerabat), maka Nabi menggaransi bahwa status doa kita Terkabul dengan tiga kemungkinan sebagai berikut:
1. Doa kita ditunda pengabulannya, bukan ditolak
Mengapa ditunda? Allah yang Maha tahu. Mungkin Allah memprioritaskan permintaan hambaNya yang lain yang lebih mendesak kebutuhannya, bisa jadi.
Ambil contoh misalnya, kita punya hajat mengundang para tamu untuk menghadiri resepsi pernikahan anak kita. Sudah pasti kita berdoa agar Allah melancarkan acaranya, tamu datang semua karena semua akomodasi dan konsumsi sudah dipesan, tendapun sudah dipasang. Kita berdoa semoga hari-H tidak hujan. Begitu kira-kira doa dan harapan kita.
Lantas apakah doa kita tertolak? Apakah Allah tidak mengabulkan doa kita? Apakah doa kita tidak mustajabah?
Bukan! Sesungguhnya Allah, sebagaimana janji Nabi di atas, tidak menolak doa kita. Doa kita hanya terpending, tertunda, sebab Allah sedang memprioritaskan doa saudara kita yang lain yang barangkali lebih butuh hujan agar bisa panen demi untuk SPP anaknya, atau untuk pengobatan istrinya, atau untuk perbaikan rumahnya yang bocor atapnya, atau untuk keperluan mendesak lainnya yang Allah lebih tahu.
2. Doa kita disimpan oleh Malaikat untuk nanti diambil saat kita di padang Akhirat.
Jangan pernah mengira doa-doa yang kita panjatkan setiap hari hilang begitu saja, jangan anggap ia lari ke bak sampah, sebagaimana kita men-delete sebuah file dan membuangnya ke recycle bin di desktop kita.
Saat Allah menakdirkan kita tidak bisa berziarah ke Baitullah selama hidup kita di dunia misalnya, bukan berarti doa kita tidak manjur. Tidak, sekali lagi tidak. Doa kita disimpan rapi oleh para malaikat pengarsip amal. Nanti, saat sedang ditimbang amal perbuatan kita di padang mahsyar, para Malaikat dengan senang hati membuka arsip-arsip doa kita.
3. Allah akan mengonversikan doa kita menjadi sebuah paket keselamatan dan keamanan dari marabahaya yang mengancam kita.
Betapa sering tanpa kita sadari, tiba-tiba kita terselamatkan dari suatu kecelakaan yang fatal. Seakan-akan ada juru selamat yang mengamankan kita. Contohnya saat pulang dari musala, si Fulan mendapati rumahnya dalam keadaan terbuka, meski ia merasa sudah menguncinya dengan rapat.
Padahal dompet tertinggal di atas meja, ponsel masih di-charge, kunci motor pun tergeletak di kursi. Dengan waswas ia memasuki rumah membayangkan hal terburuk. Apa yang terjadi? Semua masih utuh, uang yang di dompet tak berkurang, Hp sudah penuh charge, dan motor pun tampak gagah di garasi. Bersyukur bukan main ia.
Padahal saat di musala ia berdoa sambil bertanya kepada Allah: Ya Allah mengapa pengajuan kredit mobilnku tidak disetujui bank? Allah tidak menolak doanya, tetapi Allah menggantinya dengan keselamatan dan keamanan hartanya. Allahu Akbar!
Itulah larinya doa-doa kita. Selama doa baik, semua pasti dikabulkan Allah Ta’ala. Allah memiliki cara sendiri untuk memberikan yang terbaik bagi kita.