Tanah masam merupakan tanah yang ber-pH rendah, pH-nya kurang dari 6. Semakin rendah nilai pH suatu tanah maka tingkat kemasaman tanah tersebut semakin tinggi.
Penyebab tanah bereaksi masam atau ber-pH rendah adalah karena minimnya unsur Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO). Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik.
Kendala utama bagi pertumbuhan tanaman pada tanah masam adalah keracunan Al, Fe, dan Mn. Tingginya kandungan unsur-unsur tersebut akan berbahaya bagi akar dan menghambat pertumbuhan akar serta translokasi P dan Ca ke bagian tanaman.
Tanah yang masam umumnya akan menurunkan tingkat produktivitas lahan untuk beberapa jenis tanaman pangan utama seperti padi, jagung, dan kedelai. Terdapat dua macam jenis tanah masam di Indonesia, yakni:
Tanah ultisol
Tanah ultisol mempunyai potensi untuk perluasan areal pertanian, namun produktivitasnya rendah. Hal ini disebabkan oleh sifat-sifat tanah seperti:
- pH dan KTK tanah yang rendah,
- Miskin terhadap kation basa,
- Al-dd tinggi yang dapat meracuni tanaman,
- Fiksasi unsur N, P,K, dan Ca
- Tanah mudah tererosi.
Tanah gambut
Tanah gambut dicirikan dengan kandungan bahan organik yang tinggi, kemasaman tanah tinggi, namun mempunyai ketersediaan hara makro dan mikro yang sangat rendah. Selain itu pada musim penghujan akan terjadi penggenangan air dan pada musim kemarau akan terjadi kekeringan, sehingga tata air menjadi kebutuhan multak.
Tingkat keasaman (pH) pada lahan gambut berkisar antara 3-5, yang mengkibatkan unsur hara makro tidak tersedia dalam jumlah yang cukup seperti kurangnya unsur Ca, N, P, K, dan Mg, unsur hara mikro yang diperlukan dalam jumlah sedikit mengalami peningkatan sehsingga bersifat racun bagi tanaman seperti unsur Al, Mn, dan Fe. Selain itu tanah yang terlalu masam dapat menghambat perkembangan mikroorganisme tertentu di dalam tanah.
Tanah masam bukan merupakan jenis tanah yang karakteristikanya alami dari asalnya. Namun tanah ini merupakan tanah yang sedang mengalami krisis. Dengan kata lain, tanah ini dapat dikembalikan supaya menjadi jenis tanah yang normal dengan menggunakan upaya- upaya khusus seperti berikut ini.
Pengapuran
Pengapuran adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keasaman dan kejenuhan AI yang tinggi. Dengan pemberian kapur pada tanah maka dapat mengubah tanah yang sifatnya sangat masam atau masam hingga mendekati pH netral. Untuk jenis kapur yang baik adalah jenis kapur magnesium atau dolomit yang bisa sekaligus mensuplai Ca dan Mg.
Pemberian pupuk Phospat secara intensif
Kekahatan P pada tanah menjdai kendala utama bagi kesuburan tanah masam. Hal ini bisa diatasi dengan pemberian pupuk Phospat dengan kadar tinggi pada tanah. Untuk mengatasi kendala kekahatan ini, pada umumnya digunakan pupuk Phospat yang mudah larut seperti TSP, SP-36, SSP, DAP.
Melakukan pengaturan sistem tanam
Pengaturan sistem tanam sebenarya hanya bersifat untuk mencegah keasaman tanah terjadi atau lebih parah. Untuk mempertahankan kesuburan tanah biasanya petani memberakan tanah atau membiarkan semak belukar tumbuh di lahan yang sudah diusahana dalam masa tertentu. Para petani percaya bahwa tanaman akan lebih subur apabila ditanam pada lahan yang sudah diberakan.
Pemberian mikroorganisme pengurai
Pemberian mikroorganisme pengurai juga cukup membantu dalam meningkatkan kesuburan tanah. Hal ini untuk mempercepat penguraian-penguraian bahan organik yang berada di area lahan.
Terdapat beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengetahui tanah itu asam atau tidak, baik secara tradisional ataupun menggunakan alat ukur tertentu.