//Kenali Masalah yang Sering Muncul Saat Bertanam Dengan Sistem Hidroponik

Kenali Masalah yang Sering Muncul Saat Bertanam Dengan Sistem Hidroponik

Hidroponik sedang banyak digandrungi oleh masyarakat perkotaan. Banyak yang menggunakan teknik ini karena bisa diaplikasikan di pekarangan yang sempit dan tidak membutuhkan lahan luas. Namun, sayangnya masih banyak pembudidaya yang kerap mengalami masalah saat menanam hidroponik.

Berikut adalah beberapa masalah yang kerapkali muncul saat membudidayakan tanaman dengan metode hidroponik.

Pertumbuhan tanaman tidak ideal

Biasanya pertumbuhan tanaman yang tidak ideal menjadi kendala hidroponik yang paling sering terjadi. Hal ini bisa disebabkan oleh kadar nutrisi yang diberikan tidak sesuai dengan umur dan jenis tanaman. Kendala hidroponik ini dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama, ketidaktahuan petani. Kedua, petani tidak memiliki alat ukur seperti TDS/EC meter sehingga hanya memperkirakan nutrisi pada instalasi.

Leafy vegetable growing using outdoor hydroponic method.

Perubahan warna pada tanaman

Jika seluruh tanaman mengalami perubahan warna menjadi menguning, gejala tersebut sudah bisa dipastikan disebabkan oleh adanya defisiensi unsur hara. Namun, jika hanya beberapa daun yang berubah warna, kemungkinan besar kejadian tersebut karena penyimpangan genotip pada tanaman.

Salah satu unsur yang paling penting adalah unsur hara besi (Fe). Tanaman yang kekurangan unsur hara Fe biasanya akan mengalami perubahan warna pada daun dari pucat lalu menjadi kuning kecokelatan, sedangkan urat daun masih tetap hijau.

Kekurangan zat besi pada tanaman juga bisa karena tanaman kekurangan unsur mangan dan kalium atau kelebihan sulfat. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah mengganti air nutrisi dengan air baru yang menggunakan komposisi AB Mix.

Daun rusak

Pada siang hari, disaat suhunya tinggi akan dapat menyebabkan tanaman budidaya menjadi gosong dan dalam kasus lain daun menjadi layu dan rusak. Hal ini biasa terjadi pada lokasi budi daya hidroponik yang tanpa menggunakan naungan, sehingga menyebabkan tanaman mendapatkan asupan sinar matahari yang terlalu berlebihan.

Solusinya adalah dengan memasang jaring peneduh dengan intensitas 60 % pada bagian atas. Hal ini akan meminimalisir tanaman agar tidak berlebihan mendapatkan sinar matahari disaat cuaca yang terik.

Tanaman tidak kunjung tumbuh

Bibit tanaman yang sudah ditanam dan tidak kunjung tumbuh kemungkinan besar disebabkan oleh skala pH air yang digunakan di bawah atau melebihi angka 6-6,5. Oleh karena itu, Anda perlu mengukur kadar pH pada media air yang akan digunakan dan mencatatnya untuk mengetahui perkembangan kadar pH setiap hari.

Pengendapan larutan nutrisi

Masalah ini terjadi jika penerapan pertanian dengan teknologi hidroponik tidak dilakukan dengan menggunakan listrik. Akibatnya, larutan nutrisi yang berada di instalasi akan statis dan unsur-unsur hara mengendap sehingga tidak dapat terserap oleh akar.

Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan melakukan pengadukan rutin sebanyak 3 kali sehari. Pengadukan ini dapat dilakukan dengan mengunakan tangan

Gangguan listrik

Masalah ini sering terjadi pada sistem teknologi hidroponik yang menggunakan listrik. Pompa yang dibiarkan menyala terus menerus selama 1 x 24 jam akan mengalami pemanasan dan akhirnya mati. Jika ini terjadi, sudah pasti akan menimbulkan masalah besar bagi tanaman hidroponik karena nutrisi tidak bisa dialirkan ke akar tanaman.

Solusi yang tepat untuk menangani masalah ini adalah dengan menerapkan sistem hidroponik yng minim penggunaan listrik seperti jaring apung atau sumbu. Solusi lain yaitu dengan menggunakan media tanam yang mampu mengikat air lebih banyak, salah satu jenis yang sering digunakan adalah rockwool.

Referensi:

pertanianku.com

dapurmodern.org

paktanidigital.com

mediadesa.id