//Cara Pengendalian Virus Gemini (Penular Kutu Kebul / Bemicia Tabacci) Pada Tanaman Cabai/Cabe Yang Membuat Daun Menguning dan Keriting

Cara Pengendalian Virus Gemini (Penular Kutu Kebul / Bemicia Tabacci) Pada Tanaman Cabai/Cabe Yang Membuat Daun Menguning dan Keriting

Salah satu penyakit penting pada tanaman cabai adalah penyakit kuning atau yang sering disebut dengan penyakit bulai. Penyakit ini disebabkan oleh virus Gemini melalui perantara hama kutu kebul atau Bemicia tabacci sebagai vektor penularnya.

Ciri umum yang terlihat jika tanaman cabai terserang virus gemini adalah daun menjadi keriting, daun berwarna kuning dan hanya menyisakan warna hijau pada tulang daunnya, tanaman menjadi kerdil serta pertumbuhan buah menjadi terhambat.

Virus gemini ini bisa menyerang tanaman cabai mulai dari persemaian. Jika hal ini terjadi maka bisa dipastikan kerugian bisa mencapai 50-80 %. Sementara jika virus gemini menyerang saat tanaman cabai mulai berbuah maka kerugian mencapai 20-50 %.

Oleh karenanya, ada baiknya jika usaha pencegahan dan pemantauan untuk menghindari persebaran penyakit kuning sudah dilakukan pada saat mempersiapkan persemaian untuk tanaman cabainya. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan.

Persiapan persemaian

  • Lahan sebelumnya sudah disterilkan dari gulma dan hama. Bisa menggunakan pestisida bahan aktif tiamitoksan untuk mengendalikan hama
  • Mengisolasi lahan yang digunakan untuk persemaian menggunakan sungkup atau screen yang tingginya minimal 1,5 meter
  • Menyediakan double door (dua pintu) yang berjarak 1-2 meter. Tujuannya adalah sebagai tempat isolasi
  • Dinding menggunakan kain sypon warna putih atau screen mesh ukuran lebih dari 70
  • Atap menggunakan plastik transparan atau plastik uv
  • Di dalam ruang persemaian dipasang perangkap kuning yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan kutu kebul
  • Setelah semua dirasa aman, baru dilakukan persemaian

Pemeliharaan persemaian

Tiga minggu setelah benih ditebar, atau ketika tanaman sudah muncul beberapa daun maka bisa diberikan vaksin tanaman berupa inducer dari bahan daun pagoda yang berfungsi untuk memberikan ketahanan pada tanaman.

Cara membuatnya adalah dengan menyiapkan 250 gr daun pagoda ditambah 750 ml buffer fosfat ph 7 yang diblender dan kemudian disaring untuk memisahkan ampas dan larutannya. Selanjutnya, larutan tersebut ditambah dengan 10-15 gr karborundum (tepung tembaga).

Cara aplikasi vaksin tanaman ini adalah dengan menyemprotkannya pada tanaman dengan tekanan tinggi pada sore hari sekitar pukul 3 sore. Setelah itu, sekitar pukul 5 sore tanaman dapat kembali disemprot menggunakan air biasa untuk menghilangkan residu penyemprotan yang berwarna putih yang melekat pada daun.

Persiapan dan pemeliharaan lahan utama

Untuk menghindari serangan penyakit kuning yang ditularkan vektor hama kutu kebul, maka sebaiknya disekeliling lahan cabai ditanami dengan tanaman jagung. Tanaman jagung ini berfungsi sebagai barrier yang menghalangi datangnya serangga hama dan sekaligus sebagai pengundang musuh alami.

Umumnya jarak tanam jagung dengan tanaman cabai adalah 1 meter. Sementara banyaknya jagung yang ditanam adalah 5-6 baris dengan jarak tanam 20 x 20 cm berbentuk zigzag.

Untuk pemeliharaan tanaman cabainya sendiri bisa disemprotkan pestisida alami dari bahan sereh wangi setiap dua minggu sekali.

Untuk lebih memahami lagi, intinya, persemaian sehat adalah poin utama untuk mencegah tanaman tertular virus kuning. Jika tanaman sudah terkena virus maka sudah tidak dapat disembuhkan. Yang bisa dilakukan adalah mengendalikan vektor hamanya atau kutu kebul. Namun, hal ini akan sia-sia jika kutu kebul tersebut sudah terlanjur memasukkan virus ke dalam tanaman cabai.

Perlu diperhatikan juga, selain menyerang pada tanaman cabai, kutu kebul ini juga mempunyai inang laing seperti gulma, tanaman terong, kacang panjang, kacang kedelai, tomat dan masih banyak lagi.