//Mengenal Potensi Produk Gula Semut Organik Atau Yang Disebut Juga Dengan Brown Sugar ataupun Palm Sugar

Mengenal Potensi Produk Gula Semut Organik Atau Yang Disebut Juga Dengan Brown Sugar ataupun Palm Sugar

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus berupaya mendorong potensi produk organik agar bisa menembus pasar Internasional. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, untuk mengembangkan pertanian berbasis organik yang sudah banyak digencarkan di negara lain.

Indonesia memiliki peluang dan potensi produk organik yang cukup besar. Hal ini dilatarbelakangi dengan adanya trend konsumsi makanan sehat yang semakin meningkat sehingga banyak konsumen baik di dalam maupun di luar negeri menginginkan produk organik tersebut. Oleh karenanya, potensi ini harus didukung dengan strategi produksi dan pemasaran yang tepat.

Salah satu produk pertanian organik yang saat ini diminati pasar luar negeri adalah gula semut asal Purbalingga, Jawa Tengah. Gula semut organik ini diproduksi oleh para petani yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sumber Rejeki dari Desa Ponjen Kecamatan Karanganyar yang dikapalkan ke Yunani.

Baca Juga  Tips! Ini Cara Mencegah Daun Sobek Pada Tanaman Sayur

Gula semut organik KUB Sumber Rejeki dihargai lebih tinggi dengan selisih 5000 per kilogramnya dari harga di pasar lokal. Para petani asal Purbalingga ini bisa meraup Rp 312.000.000,00 dari 13 ton gula semut organik yang di ekspor ke Yunani. Gula yang diekspor ini sudah memiliki sertifikat organik berstandar Uni Eropa.

Baca Juga  Pelajari Karakteristik Pestisida Untuk Menentukan Pestisida Yang Tepat Untuk Tanaman Perkebunan

Gula semut sendiri merupakan gula pasir yang berbahan dasar nira kelapa. Warnanya yang kecoklatan membedakannya dengan gula pasir pada umumnya. Umumnya gula semut ini disebut dengan brown sugar ataupun palm sugar.

Dinamakan gula semut karena bentuknya yang menyerupai dengan sarang semut yang ada di tanah. Gula semut juga memiliki beberapa kelebihan dibanding gula cetak pada umumnya, yakni dapat tahan lama disimpan dalam jangka waktu hingga dua tahun tanpa mengalami perubahan warna dan rasa jika di bungkus dalam tempat yang rapat. Ini karena kadar air yang terdapat pada gula semut hanya berkisar 2-3 persen.

Baca Juga  Metode Bertanam untuk Urban Farming

Gula semut disebut-sebut memiliki kadar gula yang lebih rendah ketimbang gula pasir. Ini karena proses pengolahan (memasak) dilakukan berulang kali sehingga kadar gulanya banyak yang menguap. Dari awal nira dimasak sampai menggumpal, kemudian digerus dengan tempurung. Setelah jadi buliran baru dikeringkan menggunakan oven ataupun panas hingga kering.

Umumnya, gula semut digunakan sebagai penguat rasa disamping bisa meningkatkan khasiat dari minuman herbal. Tradisi di Indonesia adalah memasukkan gula semut ke dalam seduhan kunyit asam, temulawak, wedang jahe dan yang lainnya. Minuman herbal semacam ini berguna untuk meningkatkan kebugaran tubuh.