Sebagai bentuk upaya memutus rantai penyebaran COVID-19, Pemerintah Indonesia memberlakukan aturan bagi masyarakat agar menerapkan Work From Home (WFH) yang merupakan bagian dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Nah, dengan adanya WFH, banyak orang yang memiliki waktu senggang karena sebagian pekerjaannya harus dilakukan dari rumah. Daripada bingung, waktu senggang tersebut dapat dimanfaatkan untuk melakukan budi daya sayuran dari rumah.
Kegiatan urban farming adalah salah satu alternatif yang bermanfaat dan juga menyenangkan yang bisa dicoba untuk dilakukan. Urban farming bisa dibilang sebagai momentum yang tepat di tengah masa pandemi karena memiliki tiga manfaat sekaligus yakni ekologi, ekonomi dan edukasi.
Urban farming sendiri merupakan konsep menyulap lahan perkotaan yang terbatas seperti tempat tinggal (balkon, atap, atau lahan pekarangan), pinggir jalan, bahkan tepi sungai menjadi tempat berkebun yang produktif.
Berbagai sistem penanaman urban farming seperti vertikultur, hidroponik, dan akuaponik dapat dengan mudah diterapkan di area terbatas. Umumnya, para penggiat urban farming menyulap atap rumah mereka menjadi kebun atap, pagar rumah menjadi taman vertikal, dan sebongkah pipa menjadi kebun tanaman hidroponik yang subur.
Jenis tanaman yang menjadi favorit petani kota adalah kangkung dan bayam. Selain mudah membudidayakannya, tanaman sayur tersebut dapat dipanen dalam waktu yang singkat.
Dengan adanya kegiatan urban farming, ketersediaan pangan menjadi lebih stabil karena pekarangan bisa menghasilkan sebagian komoditas bahan pangan, hijauan di perkotaan semakin bertambah, dan kualitas udara bisa diperbaiki secara perlahan.
Nilai tambah dari kegiatan urban farming adalah hasil yang didapatkan jauh lebih sehat, seragam, dan ekonomis. Sayuran yang dihasilkan berupa sayur organik yang bebas dari bahan kimia sehingga sangat baik untuk tubuh. Selain itu, rasanya akan lebih renyah dan lezat.
Urban farming ini sangat cocok diterapkan oleh lintas masyarakat, khususnya bagi mereka yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri selama pandemi COVID-19 dan memberikan pengalaman baru.